JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mencatat laba perseroan tahun 2019 sebesar Rp 4,1 triliun. Angka tersebut turun 18 persen jika dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp 5,02 triliun.
Direktur Niaga PTBA Adib Ubaidillah mengatakan, penurunan laba tersebut utamanya disebabkan harga batu bara yang terus tertekan sepanjang tahun.
Bahkan, pada 2019 harga batu bara mengalami rata-rata penurunan sebesar 8 persen.
"Terkait laba, kita kan bisnis di batu bara sangat sensitif terhadap harga jual. Rata-rata harga jual batu bara 2018 ke 2019 turun 8 persen," ujarnya, di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Baca juga: 2018 Tekor Rp 2,4 Triliun, Indosat Ooredoo Raup Laba Rp 1,57 Triliun di 2019
Adib menjelaskan, sepanjang tahun lalu terjadi pelemahan indeks harga batu bara Newcastle sebesar 28 persen menjadi rata-rata sampai dengan Desember 2019 sebesar 77,77 dollar AS per ton, dari 107,34 dollar AS per ton pada periode yang sama tahun lalu.
Demikian juga indeks harga batu bara thermal Indonesia GAR 5000 yang melemah sebesar 17 persen menjadi rata-rata sampai dengan Desember 2019 sebesar 50,39 dollar AS per ton dari 60,35 dollar AS per ton pada akhir tahun 2018.
Lebih lanjut, Adib mengatakan, penurunan laba sebenarnya bisa lebih dalam apabila perseroan tidak melakukan berbagai langkah efisiensi.
Salah satu efisiensi yang dilakukan adalah optimasi biaya angkut, sehingga mampu menekan biaya operasional perseroan.
"Penurunan laba kita dari Rp 5 triliun ke Rp 4,1 triliun sekitar 19 persen kalau kita enggak melakukan apa-apa akan turun sekali banyak optimasi yang dilakukan," tutur dia.
Baca juga: Laba BCA Tembus Rp 28,6 Triliun Pada 2019
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.