Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Corona, Ekonomi China Bisa Tumbuh Negatif sejak 1970an

Kompas.com - 05/03/2020, 11:13 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona menghantam China dan dapat menjerumuskan ekonomi negara tersebut ke dalam kontraksi pertamanya sejak tahun 1970-an.

Aktivitas ekonomi China menurun tajam pada Februari 2020 ketika perusahaan-perusahaan di negara tersebut berjuang untuk menjalankan kembali bisnis, setelah pemerintah China meminta penutupan pabrik untuk mencegah penyebaran corona.

Hasilnya, indeks pembelian manajer (PMI) Caixin atau indeks manufaktur China anjlok ke level 26,5 di bulan Februari 2020 lalu, dari sebesar 51,8 pada bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, bukan pertumbuhan.

"Ekonomi China memang sangat buruk," kata Kit Juckes, ahli strategi di Societe Generale seperti dikutip CNN via Kontan.co,id, Kamis (5/3/2020).

Baca juga: Pertimbangkan Ini Jika Ingin Raih Cuan Di Tengah Wabah Corona

Raymond Yeung, Kepala Ekonom untuk Greater China di ANZ mengatakan wabah virus corona telah menempatkan pemerintah China ke dalam situasi yang sulit.

Di satu sisi, kebijakan penguncian atau isolasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus. "Di sisi lain, langkah-langkah kesehatan itu menghambat kegiatan ekonomi," ujarnya.

Gambar suram industri manufaktut itu diperkuat data penjualan perusahaan besar di China. Pembuat bir terbesar di dunia, ABInBev menyebut telah kehilangan 285 juta dollar AS pendapatan pada Januari dan Februari 2020 di Cina.

Sementara pembuat iPhone, Foxconn tidak mengharapkan produksi pabrik di China akan kembali normal sampai akhir Maret 2020.

Loyonya industri manufaktur bisa melumpuhkan pertumbuhan ekonomi China di kuartal I tahun ini. Kepala ekonom Macquarie Group, Cina, Larry Hu mengatakan, China dapat mengalami penurunan ekonomi untuk pertama kalinya dalam sejarah.

"Data menunjukkan bahwa semuanya benar-benar buruk dan pemerintah bersedia melaporkannya," tulis Hu dalam sebuah catatan.

Ia menambahkan pertumbuhan ekonomi China di kuartal pertama 2020 bisa jauh di bawah perkiraan yang saat ini berjalan sekitar 4% (turun dari 6% pada kuartal keempat 2019).

"Bahkan mungkin bahwa pemerintah akan melaporkan pertumbuhan negatif untuk (kuartal pertama), pertama kalinya sejak akhir Revolusi Kebudayaan," tambahnya.

Kontaksi Ekonomi

Ekonomi Tiongkok mengalami kontraksi 1,6 persen pada tahun 1976, ketika kematian pemimpin Partai Komunis Mao Zedong mengakhiri satu dekade panjang kerusuhan sosial dan politik di negara itu.

Sejak itu, ekonomi Cina mengalami booming, tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 9,4 persen antara tahun 1978 dan 2018 ketika negara tersebut memulai serangkaian reformasi ekonomi.

Baca juga: Bank Dunia Anggarkan Rp 168 Trilliun Untuk Hadapi Virus Corona

Hu menuliskan, China kemungkinan akan memberlakukan lebih banyak langkah kebijakan untuk membantu perekonomian, tetapi terlalu dini untuk mengharapkan paket stimulus besar dari Beijing.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com