Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Berdampak ke Kredit Bermasalah? Ini Penjelasan Bank

Kompas.com - 05/03/2020, 12:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) bank-bank besar berpotensi naik akibat mewabahnya virus corona yang menampar beberapa sektor, utamanya sektor pariwisata.

Menanggapi hal itu, sejumlah bank besar buka suara. Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Tigor M Siahaan mengatakan, wabah virus corona memang menjadi tantangan tersendiri untuk perbankan.

Dia mengakui, beberapa sektor pasti terpengaruh virus mematikan itu.

Baca juga: Terdampak Corona, Ekonomi China Bisa Tumbuh Negatif sejak 1970an

"Kita terus memantau karena ada beberapa yang pasti terpengaruh. Tapi ini terbelah-belah (ada yang terpengaruh dan ada yang tidak). Tapi untuk sementara waktu memang bukan sesuatu yang sangat deep," kata Tigor di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Kendati demikian, dia bersyukur pemerintah termasuk BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Keuangan telah menggulirkan kebijakan moneter dan fiskal untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Hal itu, dia bilang, akan berpengaruh baik bagi rasio kredit macet.

Adapun kebijakan yang digulirkan, antara lain pelonggaran suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) ke level 4,75 persen dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah merelaksasi pengaturan penilaian kualitas aset kredit dengan plafon hingga Rp 10 miliar dan relaksasi pengaturan restrukturisasi kredit.

Baca juga: Isu Pelemahan Ekonomi Masih Berpeluang Tekan Pergerakan Rupiah

Artinya, untuk setahun ke depan, OJK hanya mengacu pada 1 pilar kolektabilitas bank, yang sebelumnya terdapat 3 pilar.

"Kita terus mengantisipasi, dan sekarang pemerintah telah memberikan pelonggaran ke nasabah kami. Jadi memang ini ada shock, tapi recovery-nya ada," ucap Tigor.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengatakan, kebijakan yang digulirkan pemerintah membuat perbankan tetap optimis.

"Ada gejala ini, tapi didukung dengan orkestrasi kebijakan dan pelonggaran yang suportif sehingga kita tetap optimis menghadapi tantangan seperti ini. Artinya koordinasi dan risk management semakin baik," ucap Sunarso.

Baca juga: Pertimbangkan Ini Jika Ingin Raih Cuan Di Tengah Wabah Corona

Adapun, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan, sejauh ini wabah virus belum mempengaruhi kualitas kredit perbankan.

Namun, paket kebijakan dari pemerintah yang disosialisasikan saat ini membuat perbankan bisa ambil langkah untuk mampu mengantisipasi risiko kredit macet.

"Sebetulnya ini baru sinyal. So far sih belum ada yang jadi NPL. Tapi action itu sudah harus ambil, restrukturisasi, memperpanjang kredit sudah jalan. Enggak harus nunggu macet baru jalan. Kita antisipasi ke sana," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com