Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Kucurkan Rp 708,8 Triliun untuk Penanganan Virus Corona

Kompas.com - 05/03/2020, 12:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan pendanaan sebesar 50 miliar dollar AS atau setara Rp 708,8 triliun (kurs Rp 14.177 per dollar AS). Dana ini akan disalurkan ke negara-negara yang terdampak virus corona.

Dilansir dari BBC, Kamis (5/3/2020), dalam kesempatan yang sama IMF juga menyebut wabah virus corona telah memukul pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini menjadi lebih rendah dibanding tahun lalu.

Pengumuman kucuran dana dari IMF dilakukan setelah virus corona menyebar dengan cepat di luar China. Saat ini virus corona telah menyebar ke 79 negara.

Baca juga: Bank Dunia Anggarkan Rp 168 Trilliun Untuk Hadapi Virus Corona

Pada pekan ini, pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia pun telah mengambil langkah untuk menahan dampak virus corona.

IMF menyatakan, dana tersebut digunakan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, serta yang memiliki sistem kesehatan lemah untuk merespons virus corona.

IMF pun menyebut, penyebaran virus corona telah menghapus ekspektasi kuatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Akhirnya, output perekonomian global diproyeksi bakal berada di tingkat terendah sejak krisis keuangan global 2008.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva memperingatkan, bakal sulit untuk memproyeksikan betapa besarnya dampak virus corona.

"Pertumbuhan (ekonomi) global tahun 2020 akan jatuh ke level yang lebih rendah dari tahun lalu, namun seberapa jauh jatuhnya dan berapa lama dampaknya akan sulit untuk diprediksi," jelas Georgieva.

Baca juga: Terdampak Corona, Ekonomi China Bisa Tumbuh Negatif sejak 1970an

Ia juga menolak menyatakan apakah peningkatan risiko akibat virus corona dapat mendorong perekonomian dunia ke jurang resesi.

Pada Selasa (4/3/2020) waktu setempat bank sentral AS Federal Reserve memangkas suku bunga acuan untuk merespons kekhawatiran terkait dampak virus corona terhadap ekonomi AS.

Ini merupakan pemangkasan suku bunga darurat pertama yang dilakukan The Fed sejak krisis keuangan global 2008.

Pada hari yang sama, Australia dan Malaysia memangkas suku bunga acuan pula, untuk merespons dampak virus corona.

Para menteri keuangan negara-negara G7 pun menyatakan komitmen untuk menggunakan seluruh instrumen kebijakan yang sesuai untuk menangkal dampak ekonomi virus corona.

Baca juga: Bank Dunia Anggarkan Rp 168 Trilliun Untuk Hadapi Virus Corona

Bank Dunia pun mengumumkan komitmen dana 12 miliar dollar AS untuk membantu negara-negara berkembang yang terdampak virus corona. Paket darurat ini termasuk di dalamnya pinjaman murah, hibah, dan bantuan teknikal.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com