Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Jangan Sampai Tangkap Ikan di Natuna, Urus Ekspornya di Jakarta...

Kompas.com - 05/03/2020, 20:28 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sulitnya izin ekspor di beberapa wilayah terluar Indonesia. Padahal seharusnya, izin ekspor bisa dipermudah dengan menggunakan teknologi.

Dia pun meminta Kementerian Perdagangan untuk mempermudah perizinan ekspor. Dengan demikian, para eksportir tak perlu harus ke Jakarta hanya untuk mengurus izin ekspor.

"Jangan sampai nangkap ikan di Natuna, masukkan ke kapal siap berangkat, (urus) surat (ekspornya) harus ke Jakarta. It doesn't make sense," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Baca juga: Sri Mulyani ke Mendag: Jangan Pernah Minta Tambahan Anggaran!

Padahal, Sri Mulyani mengatakan dirinya melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah berupaya untuk mempermudah izin ekspor. Namun demikian, langkah tersebut tidak akan mampu memperbaiki kinerja ekspor jika Kementerian Perdagangan tidak melakukan hal yang sama.

"Tapi ada aturan dari ruangan ini. Jadi tolong teman-teman Kemendag juga lihat kalau ada yang harus pergi ke Ridwan Rais (Kantor Kemendag), masa dari Natuna ke sana. Kalau hanya minta surat kan bisa Whatsapp, internet, pakai program langsung auto approve," jelas dia.

Sebagai catatan, ekspor non migas pada tahun 2019 tercatat surplus sebesar 12 miliar dollar AS, hanya naik tipis dari tahun 2018 yang sebesar 11,2 miliar dollar AS.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan tahun 2017, jumlah tersebut merosot tajam. Ekspor pada 2017 tercatat surplus hingga 25 miliar dollar AS.

Baca juga: Garuda Tetap Layani Penerbangan dari Korsel Meski Ada Larangan Pendatang

"Ini hal-hal yang kita semua perlu lihat. Karena kadang-kadang kalau kita lihat neraca pembayaran transaksi berjalan, kita lihat defisit mengecil dan merasa baik. Namun kita sebagai policy maker Kemendag tiap hari bergulat dengan ini," ujar Sri Mulyani.

"Kita mleihat dan mengakui bahwa sektor-sektor yang menghasilkan barang baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor mengalami tekanan tidak mudah. Ini alarm yang harus didengarkan," sambungnya.

Baca juga: Cerita Tjahjo Kumolo, di DPR Dapat Gaji Rp 267 Juta, Jadi Menteri Rp 20 Juta...

Dirinya menyebut Kemendag di saat yang bersamaan juga bisa melakukan pengawasan kinerja DJBC.

Sri Mulyani berharap sinergi dari berbagai pihak ini bisa membantu menyelesaikan masala perekonomian yang selama ini dihadapi.

"Itu kalau kita sebagai birokrat genuinely ingin selesaikan masalah ekonomi. Yuk sama-sama bersaing dengan DJBC untuk saling efisien dan saling melaporkan demi kebaikan bersama," ujar dia.

Baca juga: Siap-siap, Hasil SKD CPNS Bakal Diumumkan Serentak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com