Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Bikin Perusahaan AS Percepat Pindah dari China?

Kompas.com - 06/03/2020, 16:08 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEWYORK, KOMPAS.com - Adanya perang dagang AS-China sejak tahun lalu ditambah dengan wabah virus corona,  membuat beberapa perusahaan teknologi asal AS berupaya memindahkan pabriknya keluar dari China.

Perusahaan besar asal AS seperti Apple, Microsoft, dan Google dilaporkan berencana memindahkan pabrik yang memproduksi perangkat keras mereka pindah dari China.

Sayangnya, mengurangi ketergantungan dengan China bukan jalan yang mudah. Sebab rantai pasokan AS tertanam dalam dengan manufaktur China.

"Manufaktur Cina jauh lebih tertanam ke dalam rantai pasokan Amerika daripada sebelumnya," kata Direktur Pelaksana AArete, sebuah konsultan manajemen global, Sean Maharaj dikutip CNBC, Jumat (6/3/2020).

Baca juga: Jokowi: Perang Dagang Saja Sudah Pusing, Sekarang Muncul Corona...

Vietnam dan Thailand

Bukan ke Indonesia, beberapa perusahaan teknologi asal AS tengah mengamati negara-negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam dan Thailand.

Berdasarkan laporan Nikkei Asian Review, perusahaan Google dan Microsoft mempercepat upaya pemindahan pabriknya ke negara Asia, tak terkecuali dua negara itu.

Namun seperti disebutkan, memindahkan rantai pasokan dengan cepat akan menjadi tugas yang berat. China masih harus memainkan peran utama dalam rantai pasokan AS. Hal itu berarti, mengurangi risiko akan jauh lebih sulit.

Berdasarkan laporan yang sama, Google telah meminta mitra manufaktur di Thailand untuk menyiapkan jalur produksi mereka.

Sementara itu, Microsoft berencana memulai produksinya di Vietnam pada kuartal II tahun ini untuk notebook dan laptop.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Maskapai Penerbangan di Dunia Berisiko Rugi Rp 1.582 Triliun

Tahun lalu, Apple juga dilaporkan ingin memulai uji coba untuk produksi AirPods di Vietnam dan meminta pemasok untuk memindahkan 15 sampai 30 persen produksinya dari China ke Asia Tenggara.

Menurut mitra dalam praktik operasi strategis Kearney, P.S. Subramaniam, memang penting bagi perusahaan untuk memisahkan proses produksinya.

Tetapi dia tak memungkiri memindahkan komponen dari China akan sulit mengingat butuh waktu lama untuk membangun kapasitas di negara lain.

"Beberapa perakitan dapat dipindahkan ke tempat lain, tetapi jalur produksinya membutuhkan waktu untuk didirikan. Terlebih lagi tidak ada negara lain yang memiliki pasokan tenaga kerja seperti China," kata analis senior di Coresight, John Harmon.

Baca juga: Banyak Penerbangan Ditangguhkan akibat Corona, Maskapai Asal Inggris Bangkrut

Selain itu, pemasok utama yang diandalkan perusahaan, seperti pemasok dari negara lain juga memiliki manufaktur di China. Artinya, hal tersebut membuat diversifikasi proses bagi perusahaan AS akan jauh lebih lambat.

"Pemasok lain dari China, Taiwan, Jepang, atau Korea yang telah memiliki fasilitas di Cina juga harus melakukan diversifikasi, yang akan membuat peralihan ini sedikit kurang cepat," kata Neil Shah.

Kendati demikian, Maharaj dari AArete mengatakan, diversifikasi rantai pasokan keluar dari China dapat terjadi, meskipun akan lambat.

"Saya pikir banyak perusahaan telah secara serius mengeksplorasi strategi mitigasi risiko rantai pasokan. Ketika korporasi ingin bergerak cepat dan melakukan investasi, mereka bisa. Dan mereka bisa bekerja sama dengan pemerintah dan bisnis lokal untuk mewujudkannya,” kata Maharaj.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Lufthansa Batalkan 7.100 Penerbangan


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com