Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Virus Corona, Ekspor China Anjlok 17,2 Persen

Kompas.com - 07/03/2020, 17:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Ekspor China menurun tajam pada periode Januari hingga Februari 2020 akibat menyebarnya virus corona.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (7/3/2020), penyebaran virus corona berdampak pada disrupsi masif terhadap operasional bisnis, rantai pasok global, dan kegiatan ekonomi.

Impor China juga dilaporkan menurun, namun lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis.

Baca juga: Terdampak Corona, Ekonomi China Bisa Tumbuh Negatif sejak 1970an

Laporan kinerja perdagangan China yang lesu ini kemungkinan bakal kembali menimbulkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I 2020 bakal merosot ke level terendah sejak tahun 1990.

Kondisi ini disebabkan wabah virus corona dan kebijakan pemerintah China yang memukul produksi pabrik. Virus corona juga menciptakan penurunan tajam terhadap permintaan.

Ekspor China anjlok 17,2 persen pada periode Januari-Februari 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan terparah sejak Februari 2019.

Adapun pada Desember 2019, ekspor China meningkat 7,9 persen.

Baca juga: Virus Corona Bikin Perusahaan AS Percepat Pindah dari China?

Impor China tercatat turun 4 persen pada periode Januari-Februari 2020. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan ekspektasi analis, yakni 15 persen.

Impor China melesat 16,5 persen pada Desember 2019, sebagian dipengaruhi kesepakatan awal perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Dengan demikian, defisit neraca perdagangan China pada periode Januari-Februari 2020 mencapai 7,09 miliar dollar AS.

Aktivitas pabrik terkontraksi pada laju tercepat sepanjang sejarah pada Februari 2020. Kondisi ini jauh lebih buruk dibandingkan pada krisis keuangan global tahun 2008 silam.

Baca juga: Impor dari China ke RI Anjlok 51 Persen akibat Virus Corona

Para analis menyatakan, meski jumlah kasus baru virus corona telah menurun tajam di China dan pemerintah secara perlahan merelaksasi kebijakan darurat, banyak bisnis yang lebih lama memulai kembali usahanya.

Produksi pun diprediksi tak menyentuh level normal hingga April 2020.

Penundaan tersebut mengancam mitra-mitra dagang China, yang sangat bergantung pada komponen dan bahan baku yang dibuat di Negeri Tirai Bambu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com