JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah menjamin keuntungan dan keamanan memilih instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) syariah atau sukuk ritel.
Terutama saat perekonomian global tertekan oleh mewabahnya virus corona (Covid-19), SBN dinilai tidak terpengaruh signifikan.
"Penjualan sukuk ritel nggak ada pengaruhnya (dampak dari virus corona) sih. Harusnya pengaruhnya positif karena orang yang tadinya spending untuk keluar traveling, karena nggak bisa travelling harusnya dibelikan ke sukuk ritel ini," katanya ditemui di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Baca juga: Pemerintah Lelang Sukuk Negara Rp 7 Triliun Pekan Depan
Berbeda dengan instrumen saham yang tahun ini pergerakan Indeks Harga Saham Gabungannya (IHSG) alami pelemahan alias anjlok sebesar 12,72 persen year to date (1 Januari hingga 6 Maret 2020).
"Tapi kalau yang dari sukuk kita terbitkan melalui lelang impact-nya banyak orang invest di sukuk kita karena paling aman. Sekarang saham kan drop, kemudian banyak investasi sekitar Rp 70 triliun default," ujarnya.
Sementara itu, pemerintah menargetkan hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR012 sebesar Rp 8 triliun. Hingga hari ini, Dwi menyebut, penjualan SR012 mencapai Rp 3 triliun lebih.
"Kalau target tidak sebesar yang offline karena ini adalah sukuk ritel dengan platform online yang pertama sehingga kita mem-benchmark dari hasil penerbitan ORI yang sebelumnya pakai online yang tradeable sekitar Rp 8 triliun. Sampai saat ini sudah di atas Rp 3 triliun," katanya.
Baca juga: Mau Beli Sukuk SR012, Beli Secara Online di Sini
Pemerintah menawarkan seri terbaru Sukuk Ritel SR012 kepada masyarakat. Produk ini ditawarkan mulai 24 Februari hingga 18 Maret 2020.
SR012 menawarkan lima manfaat bagi para investor yaitu, aman karena dijamin oleh pemerintah, mudah diakses secara online, menarik dengan imbalan tetap 6,30 persen per tahun.
Selain itu harga yang ditawarkan terjangkau mulai dari Rp 1 juta, dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.