Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Kereta Cepat, 36 Menit Sampai Bandung, Tapi Cuma di Pinggiran

Kompas.com - 08/03/2020, 16:29 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG) jadi sorotan. Megaproyek ini sempat dihentikan sementara oleh Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR lantaran dianggap jadi pemicu banjir di Tol Jakarta-Cikampek.

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai proyek ini terbilang nanggung lantaran trase yang dilewatinya tak sampai ke Kota Bandung. Sehingga penumpang masih harus berganti moda transportasi untuk menuju ke tengah kota. 

Stasiun pemberhentian terakhir kereta cepat berada di Tegalluar yang berada di Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Letak stasiun akhir yang berada di pinggiran, kata Djoko, malah nantinya akan merepotkan penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung.

"Kereta Cepat Jakarta-Bandung proyek yang nanggung, karena apa? Stasiun terakhirnya ada di pinggiran keramaian di Tegalluar, bukan di Kota Bandung," ujar Djoko, Minggu (8/3/2020).

Baca juga: 4 Insiden Kelalaian di Proyek Kereta Cepat JKT-BDG

Apalagi, hingga saat ini, belum ada transportasi publik yang cepat bagi penumpang untuk melanjutkan perjalanan ke tengah kota usai keluar dari stasiun kereta cepat di Tegalluar. Pembangunan transportasi publik di Bandung sampai sejauh ini juga masih dalam tahap perencanaan dan studi. 

"Bandung sendiri sampai sekarang belum kelihatan fisiknya untuk transportasi publik, terutama akses ke stasiun kereta cepat. Sampai sekarang belum terlihat transportasi publik atasi macet di Bandung," ucap Djoko.

"Masih rencana yang ngawang-ngawang, awalnya mau kereta yang menggantung, lalu ada kereta kapsul, LRT, belum ada kelihatan fisiknya dibangun," tambahnya.

Lanjut Djoko, kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung yang digadang-gadang hanya butuh waktu 36 menit, akan percuma jika akses ke tengah kota masih macet.

Baca juga: Distop Karena Sebabkan Banjir, Ini 5 Fakta Kereta Cepat JKT-BDG

"Ibaratnya lucu, dia kereta cepat sekitar 30 menit dari Jakarta ke Bandung, tapi cuma sampai Tegalluar. Keluar dari Stasiun Tegalluar terus mau ngapain kalau ujungnya tengah Kota (Bandung) macet-macetan berjam-jam," ujarnya.

Kondisi ini tentu berbeda dengan ketika masyarakat menggunakan kereta reguler Argo Parahyangan. Meski waktu tempuhnya 3-4 jam, namun penumpang bisa turun di jantung Kota Bandung, harga tiketnya pun jauh lebih murah ketimbang kereta cepat.

"Artinya jika membangun, ya jangan separuh. Ketika ada kereta cepat, bagaimana dengan transportasi publik di Bandung. Ini saja belum terkoneksi (antar moda)," ungkap Djoko.

Dikutip dari laman resmi KCIC, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan generasi terbaru CR400AF. Kereta ini memiliki panjang trase 142,3 km yang terbentang dari Jakarta hingga Bandung.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki empat stasiun pemberhentian Halim, Karawang, Walini, Tegalluar dengan satu depo yang berlokasi di Tegalluar.

Dari total panjang trase kereta cepat, lebih dari 80 km di antaranya memiliki struktur elevated sedangkan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade.

Beberapa fasilitas sementara seperti Batching Plant dan Casting Yard dibangun di beberapa titik kritis untuk mendukung percepatan proses pembangunan.

Baca juga: Diminta Taati Rekomendasi Kementerian PUPR, Ini Respons KCIC

Target awal, Kereta Cepat Jakarta Bandung mulai dioperasikan pada tahun 2021. Progres pembangunan proyek ini sudah mencapai 44 persen.

Untuk harga tiket, hitungan sementara yang dilakukan KCIC, harga rute Jakarta-Bandung diperkirakan di atas Rp 300.000.

Ini karena selain lebih cepat, kereta cepat ini menawarkan pelayanan yang berbeda dibandingkan KA Argo Parahyangan.

Proyek kereta cepat sempat terhenti karena belum selesainya pembebasan lahan. Beberapa waktu lalu, proyek ini juga sempat dihentikan sementara setelah memicu kebakaran pipa minyak milik Pertamina di Cimahi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com