Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips Bekerja di Tengah Wabah Virus Corona

Kompas.com - 09/03/2020, 07:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Merebaknya wabah virus corona membuat beberapa perusahaan dan instansi pemerintahan, utamanya di negara terdampak mewajibkan karyawannya bekerja dari rumah.

Beberapa manajer perekrutan pun mencari berbagai panduan untuk mempersiapkan gangguan operasional tenaga kerja sekaligus cara-cara menjaga kesehatan karyawan.

Lantas, bagaimana bagi pekerja yang tidak memiliki opsi untuk bekerja di rumah karena keadaan dan jabatannya?

Baca juga: Mengukur Dampak Wabah Virus Corona ke Bisnis Hotel

Dikutip CNBC, Senin (9/3/2020), selain mematuhi instansi kesehatan setempat, para ahli menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung para pekerja terkait wabah virus corona ini.

Cuti sakit yang dibayar

Meski pekerja tak memiliki opsi bekerja di rumah, para pekerja yang sakit tetap disarankan untuk tinggal di rumah. Itu adalah rekomendasi terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona di tempat kerja.

Sayangnya, 90 persen pekerja tetap bekerja meski saat sakit. Alasan utamanya karena terlalu punya banyak pekerjaan, tidak ingin ambil cuti saat sakit, dan merasakan beragam tekanan dari manajemen dan kolega untuk terus bekerja.

Dan bagi banyak orang, mengambil cuti sakit berarti tidak mendapat gaji di hari tersebut. Memang, saat ini tidak ada hukum yang mewajibkan pengusaha membayar cuti sakit. Tapi sebagai gantinya, beberapa negara mengharuskan pengusaha memberikan cuti sakit yang tetap dibayar kepada pekerja yang memenuhi syarat.

Mitra di firma hukum internasional Dorsey & Whitney, Aaron Goldstein menyarankan perusahaan untuk memberi para pekerja cuti sakit yang dibayar di tengah merebaknya virus corona.

"Karena banyak pekerja tidak dapat melewatkan gaji. Jika seseorang ingin mengambil cuti namun khawatir tidak memiliki cukup uang untuk menghidupi keluarga, mungkin mereka akan tetap datang untuk bekerja ketika mereka tengah sakit," kata Goldstein.

Dokter yang juga kepala divisi Kesiapsiagaan Bahaya Infeksi Global WHO, Sylvie Briand menyebut hal itu membuat para ahli khawatir pekerja yang memaksakan diri dapat berkontribusi pada penyebaran virus corona.

"Bagi orang-orang yang tidak dapat bekerja di rumah, perusahaan perlu mengambil pandangan panjang bahwa penghentian sementara dan tindakan pencegahan tambahan sekarang akan jauh lebih murah daripada jika penyakit menyapu tempat kerja," tambah Goldstein.

Baca juga: Virus Corona Ancam Ekonomi, Ini Instrumen Investasi yang Patut Dilirik


Ketika bekerja di rumah bukan pilihan

Goldstein mengatakan, jika bekerja di rumah bukan sebuah pilihan bagi para pekerja, perusahaan harus mengatur penjadwalan dan mengambil opsi bekerja jarak jauh.

Bahkan ahli strategi tempat kerja Cali Williams Yos menyarankan, perusahaan untuk mengadopsi langkah fleksibilitas kerja.

Caranya, pekerja duduk bersama manajer mereka, menjalani tanggung jawab harian mereka, dan menentukan mana yang dapat dikerjakan secara remote alias jarak jauh.

Di sisi lain, pekerja juga mesti siap menentukan apa yang akan mereka butuhkan saat bekerja jarak jauh, mulai dari akses komunikasi jarak jauh dengan perusahaan, alat komunikasi, konferensi video, dokumen dan sebagainya.

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com