Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Tunai Dikhawatirkan Jadi Media Penyebaran Virus Corona

Kompas.com - 09/03/2020, 09:36 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Penyebaran virus corona yang masih berlangsung membuat para lembaga dan peneliti di seluruh dunia mengkhawatirkan penyebarannya melalui uang tunai. Pasalnya uang tunai merupakan permukaan yang disentuh kebanyakan konsumen setiap hari.

Bahkan minggu lalu, Bank Sentral Korea mengaku telah mengeluarkan sejumlah besar uang kertas dari peredaran selama 2 minggu dan membakar beberapa untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Hal tersebut dilakukan mengikuti prakarsa pembersihan uang tunai dengan sinar ultraviolet dan suhu tinggi di China. Dalam beberapa kasus, tak pelak uang tersebut mesti dimusnahkan. Uang tunai yang diberikan perhatian khusus juga dari daerah-daerah berisiko tinggi, seperti rumah sakit.

Baca juga: Ini Tips Bekerja di Tengah Wabah Virus Corona

Mengutip CNN, Senin (9/3/2020), Aaron Press dari perusahaan riset IDC mengatakan, kekhawatiran atas uang tunai terjadi karena semakin banyaknya orang terinfeksi virus corona, mendekati 100.000 orang yang sebagian besar berada di China.

Wabah tersebut mungkin saja mendorong adopsi pembayaran mobile seperti opsi pembayaran seluler dan tanpa kontak dari Apple Pay, Samsung Pay dan Google Pay. Konsumen hanya perlu menggunakan ponsel atau jam tangan pintar untuk membayar. Atau menggunakan kartu kredit dengan chip NFC.

"Masuk akal mengapa sebagian besar orang ingin menggunakan telepon atau kartu tanpa perlu kontak langsung, terutama tidak ada tanda tangan yang diperlukan sebagai bagian dari proses dan Anda tidak perlu menyentuh terminal," kata Press.

Press bilang, beberapa bisnis telah melakukan perubahan untuk mengurangi kontak. Starbucks misalnya, telah melarang penggunaan cangkir pribadi dan gelas (tumblr) di toko-toko Amerika Utara. Instacart juga meluncurkan pengiriman di depan pintu yang tidak memerlukan kontak dengan manusia.

Baca juga: Dampak Corona, Harga Jahe Merah Tembus Rp 100.000/Kg

Dosen senior di bidang mikrobiologi di London Metropolitan University, Paul Matewele mengatakan, tidak bisa diragukan seseorang bisa saja terkena mikroorganisme virus melalui uang tunai.

"Studi menunjukkan sejumlah hal yang tidak pernah kita sangka bisa saja hadir," ungkapnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+