Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Anjlok, Ini Dampaknya Menurut Sri Mulyani

Kompas.com - 09/03/2020, 13:34 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak dunia pada hari ini, Senin (9/3/2020) terpantau merosot tajam hingga 30 persen.

Hal itu terjadi lantaran Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak Dunia (OPEC) dan Rusia gagal mencapai kesepakatan mengenai pengurangan produksi yang menyebabkan Arab Saudi memangkas harga lantaran bakal meningkatkan produksi minyaknya.

Hal itu mendorong adanya perang harga di antara anggota OPEC.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Anjlok ke Level Terendah Sejak Perang Teluk

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan masih harus melihat berbagai kemungkinan dampak penurunan harga minyak tersebut terhadap penerimaan negara dalam APBN.

Sri Mulyani mengatakan, meski penurunan harga minyak bisa menjadi stimulus di tengah kondisi perekonomian yang tertekan, meski di sisi lain memberikan ketidakpastian lebih besar terhadap pasar modal hingga pasar uang.

"Bagi Indonesia, terutama dari dunia dengan harga minyak yang turun di dalam kondisi ekonomi yang sedang tertekan, mungkin ini menjadi bentuk positif dalam artian bisa stimulate, tidak membebani. Namun ini menimbukan ketidakpastian lebih besar terhadap capital market, pasar uang, sehingga dampak psikologis akan memengaruhi dari sisi positif harga energi menjadi lebih murah," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin.

Baca juga: Turun 6 Hari Berturut-turut, Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah sejak Juli 2017

Berdasarkan pemantauan Kompas.com di Bloomberg pada pukul 11.45 WIB, harga minyak mentah acuan Brent merosot 28,67 persen atau 12,98 dollar AS per barrel menjadi 32,29 dollar AS per barrel.

Adapun untuk harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) terpangkas  31,59 persen sebesar 13,04 dollar AS per barrel menjadi 28,24 dollar AS per barrel.

Di dalam APBN, pemerintah mengasumsikan harga minyak dunia di level 63 dollar AS per barrel.

Sri Mulyani pun masih enggan memberikan paparan lebih jauh mengenai dampak penurunan harga minyak dunia terhadap penerimaan negara.

Baca juga: Harga Minyak Anjlok Gara-gara Virus Corona

"Kalau seluruh postur APBN saya tidak akan komentar. Saya masih akan terus melihat perkembangan, tidak mau melihat sepenggal-sepenggal. Di satu sisi memertimbangkan stimulus ekonomi yang melemah, namun dari sisi penerimaan pasti tertekan karena harga minyak, ekonomi melemah, dan lainnya," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Adapun analis Goldman Sachs memperkirakan, harga minyak dunia bisa tertekan hingga level 20 dollar AS per barrel.

Sri Mulyani mengatakan, pihaknya akan terus memantau dinamika harga minyak dan pasar minyak dunia.

Ditambah lagi saat ini ekonomi dunia juga dalam kondisi tertekan akibat wabah virus corona yang menghentikan sebagian besar aktivitas perdagangan dan perekonomian di dunia.

Baca juga: Harga Minyak Terus Turun setelah Konflik AS dan Iran Mereda

"Dinamika dari harga minyak dan pasar minyak dunia salah satu yang harus kita perhatikan sangat serius. Kegagalan persetujuan antara dua produsen minya terbesar dunia, antara Arab Saudi dengan Rusia, untuk mengurangi produksi, terutama dikaitkan dengan penurunan permintaan karena ada virus corona, kemungkinan terjadinya growth dunia menurun," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com