JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah fluktuasi harga minyak, PT Pertamina (Persero) berencana menambah impor minyak mentah (crude).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bilang pemerintah masih melakukan kajian mengenai kondisi saat ini.
"Akan kami kaji, intinya ini kan (penurunan harga minyak) sementara, kami lihat dulu perkembangannya seperti apa, nanti kami antisipasi," ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Senin (9/3/2020).
Baca juga: Harga Minyak Mentah Anjlok ke Level Terendah sejak Perang Teluk
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial menilai kondisi saat ini justru menjadi peluang bagi Pertamina untuk memaksimalkan kapasitas kilang.
Sebagai informasi, harga minyak jatuh lebih dari 25 persen setelah perang dagang yang dikobarkan Arab Saudi dan Rusia berlanjut.
Bahkan Goldman Sachs Group Inc memperingatkan, jika perang harga terus terjadi, maka harga emas hitam ini dapat turun ke dekat 20 dollar AS per barrel.
Mengutip Bloomberg, Senin pukul 09.30 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures anjlok 24,69 persen menjadi 34,09 dollar AS per barrel.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Gubernur BI: Pagi Ini, Kita Dihentakkan dengan Perang Minyak...
Setali tiga uang, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex juga terjun bebas 25,46 persen ke level 30,77 dollar AS per barrel.
Ego menambahkan, impor crude selama ini masih terus berjalan namun dengan kondisi harga yang ada saat ini, tidak menutup peluang bagi Pertamina untuk mengamankan pasokan.
"Dengan harga gini Pertamina pasti punya strategi untuk lebih mengamankan. Pertamina mau beli sebanyak-banyaknya, kita punya banyak tanki yang kita mau isi," ungkap Ego.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan