Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Sempat Sentuh Level Tertinggi Sejak 2012

Kompas.com - 10/03/2020, 08:21 WIB

CHICAGO, KOMPAS.com - Emas berjangka di Bursa Comex naik pada akhir perdagangan Senin (9/3/2020) waktu setempat (Selasa pagi WIB).

Kenaikan logam mulia ini seiring dengan anjloknya harga minyak mentah dan meningkatnya kekhawatiran penyebaran virus corona, sehingga memicu investor menjauhi aset-aset berisiko.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April naik 3,3 dollar AS atau 0,2 persen, menjadi 1,675,70 dollar AS per ounce.

Sementara di pasar spot, harga emas turun 0,1 persen menjadi 1.672,32 dollar AS per ounce pada pukul 13.54 waktu setempat (17.54 GMT).

Baca juga: Setelah Anjlok, Harga Emas Dunia Melonjak 28 Dollar AS

Harga emas sempat menyentuh level 1.700 dollar AS pada awal sesi, sebelum turun lagi karena investor melepas emas untuk mengambil untung. Emas telah naik sebanyak 1,7 persen dalam sesi bergejolak, dan menyentuh tingkat tertinggi sejak Desember 2012 di 1.702.56 dollar AS sebelumnya.

"Namun, reli harga telah menyebabkan aksi ambil untung," kata analis.

"Ini sedikit mengejutkan dengan emas tidak berakhir lebih baik - kami berhasil mencapai angka 1.700 dolar AS pada awal perdagangan tetapi telah turun dan tampaknya terjadi penjualan di semua aset," kata analis Mitsubishi, Jonathan Butler.

Indeks saham utama Wall Street anjlok sekitar lima persen, ketika kemerosotan harga minyak dan penyebaran virus corona yang cepat memperkuat ketakutan akan resesi global.

Harga minyak turun sepertiga, penurunan harian terbesar sejak Perang Teluk 1991, ketika Arab Saudi dan Rusia mengindikasikan akan meningkatkan pasokan ke pasar yang kelebihan pasokan. Emas sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dipimpin minyak.

Baca juga: Kembali Pecahkan Rekor, Harga Emas Antam Rp 851.000 Hari Ini

"Kami memiliki pertempuran dua arah yang terjadi di antara leverage hedge fund, yang perlu dikurangi lagi, dan investor berusaha menemukan tempat yang aman dari jatuhnya pasar saham, khususnya sektor energi," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com