Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Kompak Ditutup Menguat, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 10/03/2020, 17:15 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah kompak menguat pada penutupan perdagangan Selasa (10/3/2020).

Mengutip data RTI, IHSG ditutup berada pada zona hijau sejak pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada level 5.220,82 atau naik 84,01 poin (1,64 persen) dibanding penutupan Senin yakni 5.149,49.

Pada perdagangan hari ini, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 5.278,42 dan level terendah di 5.149,45.

Sebanyak 255 saham melaju di zona hijau dan 145 saham merah. Sedangkan 143 saham lainnya stagnan.

Baca juga: Survei: 52 Persen Pengguna Kartu Kredit Belum Tahu Penerapan Wajib PIN

Hingga Selasa sore, nilai transaksi mencapai Rp 7,2 triliun dengan volume 6,8 miliar saham.

Sementara itu, melansir data Bloomberg, rupiah terpantau melaju positif. Rupiah ditutup pada level Rp 14.352 per dollar AS atau mebguat 40 poin (0,28 persen) dibanding penutupan Senin Rp 14.312 per dollar AS

Rupiah sempat menyentuh posisi terendah pukul 12.30 WIB pada level Rp 14.300 per dollar AS. Namun kembali menguat hingga penutupan hari ini.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan sentimen positif muncul lantaran China mulai menutup semua rumah sakit khusus untuk menangani corona (COVID-19) di pusat kota Wuhan. China juga melaporkan penurunan signifikan pada kasus corona di Wuhan.

"(Selain itu) Adanya harapan Federal Reserve kembali memberikan pemotongan suku bunga besar untuk meredam dampak dari virus corona menjadi sentimen pendorong penguatan rupiah," kata Ibrahim.

Baca juga: Harga Minyak dan IHSG Merosot, Investasi Apa yang Cocok?

Goldman Sachs memperkirakan, Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin ketika para pembuat kebijakan berkumpul pada 17-18 Maret dan lagi pada pertemuan 28-29 April, ke kisaran 0 persen hingga 0,25 persen.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan Gedung Putih akan mengadakan konferensi pers hari ini mengenai langkah-langkah ekonomi dalam menanggapi wabah virus Covid-19.

"Ini menjadi tanda, pemerintah AS tengah bersiap meluncurkan langkah-langkah lebih untuk mengantisipasi dampak negatif dari penyebaran virus," ujarnya.

Baca juga: Sri Mulyani: Iuran Tak Jadi Naik Bisa Pengaruhi Keberlanjutan BPJS Kesehatan

Namun, para analis mengatakan masih terlalu dini untuk menyatakan dollar masuk dalam posisi terendahnya, setelah perang harga antara Arab Saudi dan Rusia memicu kejatuhan harian terbesar harga minyak sejak Perang Teluk 1991.

Dari sisi internal, analis memperkiraan defisit APBN akan melebar dengan bertambahnya laporan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

"Kementerian Keuangan memproyeksi defisit APBN tahun ini berpotensi naik pada level 2,2 persen hingga 2,5 persen seiring dengan ketidakpastian ekonomi akibat wabah virus corona atau Covid-19," kata Ibrahim.

Baca juga: Ini Janji yang Diucapkan Jokowi Dulu untuk Benahi BPJS Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com