Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Bebas dari Penjara

Kompas.com - 11/03/2020, 13:10 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Galaila Agustiawan, dinyatakan bebas setelah cukup lama ditahan di Rutan Kejagung. Mahkamah Agung (MA) membebaskannya dari segala tuntutan (onslag van recht vervolging).

Sebelumnya, saat masih menjabat orang nomor satu di Pertamina, Karen dituduh telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 668 miliar dalam kasus pembelian blok migas Basker Manta Gummy (BMG) di Australia.

Kasus yang menyeret Karen bermula dari strategi bisnis Pertamina yang dinilai mengabaikan prosedur dan kajian investasi di Pertamina dalam pembelian participating interest BMG.

Karena juga dinilai tidak melakukan analisis risiko yang akhirnya membuat Pertamina merugi dalam investasi di blok migas tersebut. Dalam persidangan 10 Juni 2019, Karen akhirnya divonis 8 tahun penjara.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Pertamina Bakal Tambah Impor Minyak Mentah

Karen Agustiawan merupakan dirut perempuan pertama di Pertamina. Wanita asal Bandung ini merupakan lulusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sebelum di Pertamina, Karen telah lama berkarier di Mobil OilIndonesia (1984-1996). Ia pindah ke CGG Petrosystem selama setahun sebelum pindah lagi ke perusahaan konsultan Landmark Concurrent Solusi Indonesia. Tahun 2002-2006 ia bergabung dengan Halliburton Indonesia.

Di Pertamina, karirnya dimulai saat dirinya ditunjuk sebagai Staf Ahli Direktur Utama untuk Bisnis Hulu Pertamina tahun 2006. Karirnya terus menanjak hingga akhirnya diplot sebagai Direktur Hulu Pertamina.

Di era Menteri BUMN Sofyan Djalil tahun 2009, Karen diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina menggantikan Ari Soemarno yang tak lain kakak kandung Rini Soemarno.

Baca juga: Sandiaga: Bukannya Pak Ahok Baru Jadi Komisaris Utama Pertamina?

Karen menjabat sebagai Dirut Pertamina selama kurun waktu enam tahun. Di eranya, Pertamina memang banyak melakukan akuisisi blok-blok migas di luar negeri seperti Irak dan Aljazair.

Diberitakan Harian Kompas, 8 Februari 2019, dua tahun sebelumnya ketika baru masuk ke Pertamina sebagai staf ahli, perannya saat itu, kata dia, "hanya" sebatas konsultan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com