Beberapa pakar keuangan, termasuk Suze Orman, sangat mendorong konsumen untuk berhenti membelanjakan uang untuk produk dan jasa yang membuat hidup lebih mudah
"Dalam jangka waktu panjang, ini akan membuat (hidup) lebih sulit," kata Orman.
Ini termasuk juga hal-hal yang dibelanjakan setiap hari agar hidup atau pekerjaan lebih nyaman, semisal membeli kopi di gerai kopi kekinian.
"Satu saran yang tidak bisa saya pahami adalah jangan membelanjakan uang untuk hal yang bisa Anda lakukan sendir atau tidak Anda butuhkan," ujar pakar keuangan pribadi Eric J Nisall.
Baca juga: 5 Aplikasi iOS untuk Membantu Mengatur Keuangan Anda
Menurut dia, saran ini benar dalam hal barang-barang yang bisa dibuat sendiri alias do it yourself (DIY). Saat ini pun media dan tayangan mulai banyak yang memperkenalkan kegiatan-kegiatan DIY untuk rumah tangga, namun tak selamanya menguntungkan.
"Ya, Anda bisa menghemat uang dengan mengerjakan sendiri, namun kemudian Anda mengurangi waktu berharga dengan keluarga atau sahabat, dan bahkan untuk memanjakan diri," terang Nisall.
Memang, ada utang yang sifatnya konsumtif, namun ada juga yang produktif. Akan tetapi, apakah semua utang buruk bagi Anda?
"Ketika utang digunakan secara bijak, maka akan menjadi sumber yang baik untuk Anda gunakan," ungkap Riley Adams, seorang akuntan publik bersertifikat.
Adams mengatakan, ketika Anda menggunakan utang untuk membiayai pembelian penting dalam peningkatan aset, misal membeli rumah, maka utang bertindak sebagai sarana penciptaan kekayaan.
Baca juga: Simak Langkah Agar Tak Terlilit Utang
Selain rumah yang dibeli dapat Anda huni beserta keluarga, rumah tersebut pun bisa disewakan. Sehingga, Anda memperoleh pendapatan dari aset yang dibeli dari utang seperti kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA).
"Dengan demikian, tidak semua utang itu buruk dan (utang) bisa konstruktif untuk membangun kekayaan dan mencapai tujuan finansial," jelas Adams.