JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih menahan diri untuk mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun.
Sebab, hingga saat ini perekonomian global dan domestik masih diliputi ketidakpastian lantaran wabah virus corona yang menyebar lebih dari 100 negara di dunia.
"Kita coba menahan diri dulu untuk buat proyeksi growth. Tapi saya tahu banyak institusi-institusi dan lembaga investasi yang mengeluarkan skenario, dalam satu minggu atau satu bulan direvisi lagi (karena banyaknya peristiwa yang terjadi)," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Baca juga: BI Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh hingga 5,5 Persen di 2020
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun memaparkan, yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah mengembangkan skenario jangka pendek hingga jangka panjang mengenai dampak wabah virus corona terhadap perekonomian.
Hingga saat ini sebut dia, di tataran global pun masih kesulitan dalam hal proyeksi pertumbuhan ekonomi.
"Kita lihat sisi domestik faktor, yang memengaruhi pertumbuhan, dan global rembesannya ke Indonesia. Sementara global belum bisa menetapkan karena setiap saat ada saja new development bagaimana negara bereaksi dalam mengelola merebaknya virus corona," ucapnya.
Namun demikian Sri Mulyani menggambarkan, untuk kuartal I 2020 ini sudah dipastikan pertumbuhan ekonomi akan melambat. Namun hal itu bukan hal baru lantaran kuartal IV 2019 lalu pun perekonomian dalam negeri sudah mengalami perlambatan.
"Secara value dan volume akan kita lihat terutama ekspor kita ke China yang pasti terkena signifikan di kuartal pertama," kata dia.
Baca juga: Ekonom: Penemuan Vaksin Corona Jadi Kunci Perbaikan Ekonomi Global
Sri Mulyani mengatakan, saat ini skenario yang menunjukkan risiko dampak virus corona masih terbatas terhadap perekonomian sudah lewat.
Artinya, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam sangat mungkin terjadi.
"Seperti disampaikan kemarin, China pertumbuhannya kan melambat 1 persen dari baseline, tetapi sekarang mereka masuk ke kemungkinan dua kuartal mengalami resesi dan baru akan recover di kuartal III atau IV. Rebound akan seberapa strong akan dilihat secara keseluruhan," ujar Menkeu.
Baca juga: Imbas Corona, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Diprediksi Cuma 0,6 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.