Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Gencarkan Program Pupuk Bersubsidi, 3.000 Petani di Bangka Tengah Terima Kartu Tani

Kompas.com - 13/03/2020, 18:23 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebanyak 3.000 petani di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung (Babel) telah menerima kartu tani.

Hal itu menjadi wujud nyata makin gencarnya program pengelolaan pupuk bersubsidi Kementerian Pertanian (Kementan) melalui kartu tani di luar Jawa.

Menurut Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh, 3.000 kartu tani itu diberikan kepada petani di tiga kecamatan, yakni Koba, Lubuk Besar, dan Namang.

Meski demikian, imbuh dia, tidak semua petani yang diusulkan bisa mendapat kartu tani. Mereka harus memenuhi beberapa syarat agar penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran.

Baca juga: Kotamobagu Terapkan Kartu Tani untuk Batasi Pembeli Pupuk Subsidi

“Pengajuan mengacu sejumlah persyaratan, salah satunya, petani tidak memiliki luas lahan lebih dari 2 hektare (ha) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK)-nya jelas,” kata Ibnu dalam keterangan tertulis di Koba, Kamis (12/3/2020).

Ia melanjutkan, syarat selanjutnya adalah petani harus tergabung dalam kelompok tani. Pengajuan juga harus didasarkan pada jumlah Rancangan Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Jumlah RDKK dimasukkan ke sistem milik Kementan yang akan diakses lembaga perbankan, sebagai pihak yang bekerja sama dengan pemerintah dalam program kartu tani” sambung Ibnu.

Manfaat kartu tani

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy berharap kartu tani bisa membawa dampak positif bagi semua kalangan.

“Tidak hanya bagi pemerintah dan pihak terkait saja, melainkan yang paling penting adalah manfaat bagi para petani," ujar dia.

Sarwo Edhy melanjutkan, dengan kartu tani para petani bisa mendapat pupuk subsidi secara pasti, sebagai komponen penting dalam pertanian. Oleh karena itu, ketersediaan pupuk sangatlah penting.

"Dengan Kartu Tani, para petani dapat memakainya untuk membeli pupuk bersubsidi. Langkah seperti ini juga efektif menyalurkan pupuk bersubsidi tepat sasaran," Sambung dia.

Baca juga: Sekitar 24.000 Petani di Bengkulu Selatan akan Terima Kartu Tani

Kartu tani pada dasarnya merupakan kartu debit seperti ATM yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan dan memenuhi kebutuhan pertanian.

Oleh karena itu, Sarwo Edhy mengatakan, jika para petani harus mendapat penjelasan sedetail mungkin terkait kartu tani karena semua kebutuhan pupuk akan tercatat di sana.

"Jangan sampai petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi tidak mendapat kartu tani karena belum paham gunanya atau tidak tahu cara mendapatkannya,” kata dia.

Dirjen PSP Kementan itu pun meminta semua dinas pertanian memanfaatkan semua perangkatnya untuk menyosialisasikan kartu tani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com