“Kegiatan optimalisasi lahan rawa tidak hanya fokus pada pekerjaan kontruksi atau perbaikan jaringan irigasi dan pengolahan tanah di lahan rawa,” jata Rahmanto.
Namun, lanjutnya, lokasi-lokasi yang masuk ke wilayah optimalisasi lahan rawa akan mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian, seperti herbisida, dolomit, benih, pupuk hayati, ternak (itik), hortikultura, dan bantuan lainnya dari pemerintah.
Selain itu, program ini merupakan upaya peningkatan peran petani dan Poktan/Gapoktan, penumbuhan dan pengembangan Kelompok Tani untuk melaksanakan Usaha Tani, serta pengembangan kawasan dan/atau cluster berbasis korporasi petani.
Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Lepas Ekspor Komoditas Sumut Senilai Rp 79,6 Miliar
Rahmanto menjelaskan, pembenahan sarana dan prasarana merupakan salah satu fokus program optimalisasi lahan rawa, termasuk, pembenahan saluran air ke sawah.
“Sawah rawa itu, kalau kemarau kering dan jika musim hujan dia tergenang air,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (16/3/2020).
Lebih lanjut, dia menerangkan, program ini juga meliputi perbaikan lahan sawah rawa.
Dengan program ini, sistem tata air diatur, dan infrastruktur lain yang dibutuhkan akan dipenuhi seperti alat olah lahan, traktor roda dua, traktor roda empat.
"Dengan pengelolaan air yang lebih baik, harapannya, sawah rawa bisa digarap sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun musim hujan,” terang Rahmanto.
Baca juga: Anggaran 900 Miliar Lebih, Kementan Minta Daerah Optimalkan Alsintan
Dengan begitu, imbuhnya, petani bisa tidak hanya menanam padi sekali dalam setahun, tetapi dua atau tiga kali setahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.