Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Pertimbangkan Jakarta Lockdown, Penyewa Mal Keberatan

Kompas.com - 16/03/2020, 13:18 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang mempertimbangkan opsi melakukan lockdown wilayah Jakarta untuk penanggulangan virus corona. Lockdown sendiri adalah menghentikan aktivitas keluar dan masuk suatu wilayah.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah, mengatakan pihaknya tidak mengharapkan langkah lockdown diambil pemerintah karena bisa melumpuhkan ekonomi di Jakarta.

"Ini yang tidak kami harapkan. Tapi sebenarnya, pencegahan corona bisa dilakukan dengan cara lain, tergantung sistem yang diterapkan pemerintah," kata Budihardjo kepada Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Dia mencontohkan, negara lain yang sama-sama sudah berurusan dengan virus corona, tidak lantas mengambil kebijakan lockdown. Namun menempuh alternatif lain.

Baca juga: Erick Thohir: Virus Corona Tak Boleh Menghambat Produktivitas

"Ada beberapa metode yang bisa dicontoh, seperti Korea Selatan. Dia tidak melakukan penutupan, tapi memang ada pengecekan secara ketat, di setiap sudut ada tes corona," ujar dia.

Buka lebih siang

Akibat kekhawatiran virus corona, Budihardjo mengatakan para tenant di mal ingin menyesuaikan jam buka lantaran anjloknya jumlah pengunjung.

"Kita terakhir rapat Jumat lalu, tapi belum kita putuskan di mana kita juga masih menunggu pemerintah. Tapi ternyata dari para tenant mal, ingin buka siang hari. Jadi kita putuskan itu," ucap Budihardjo.

Menurut dia, tidak membuka toko sejak pagi dinilai jadi solusi sementara untuk efisiensi biaya setelah mal-mal di Jakarta kondisinya sangat sepi dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Wabah Corona, PNS Akan Diizinkan Kerja dari Rumah

"Karena kami melihat trafik pengunjung mal sangat sepi, lebih baik optimalkan di malam hari. Jadi kita pilih satu shift saja atau mulai di atas jam 11.00 siang. Cuma surat dari organisasi belum keluar, baru kita sampaikan secara lisan," ujar Budihardjo.

Kendati demikian, keputusan membuka toko lebih lama dari biasanya hanya berlaku untuk tenant-tenant di mal. Sementara untuk supermarket tetap diusulkan tetap buka seperti biasa.

"Ini bagian dari langkah efisiensi. Kalau supermarket tetap buka dari pagi. Bahkan kalau bisa buka lebih pagi karena memudahkan orang berbelanja kebutuhan pokok. Sementara di mal lebih banyak tenant penjual baju dan sebagainya," ungkap dia.

Budihardjo mengatakan penurunan pengunjung mal di Jakarta bahkan mencapai 50 persen lebih. Penurunan paling banyak terjadi pasca imbauan Gubernur DKI Jakarta.

"Yang pasti sepi. Di awal-awal trafik pengunjung turun 10 persen, lalu naik 20 persen, sekarang terasa sampai 50 persen penurunan pengunjung di mal," jelas Budihardjo.

"Penurunan paling terasa setelah ada imbauan dari Gubernur DKI untuk tidak bepergian di pusat-pusat keramaian," kata dia lagi.

Baca juga: Uang Kertas Bisa Tularkan Virus Corona?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com