Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stafsus Erick Thohir: BUMN Terakhir Kali Ekspor Masker Januari 2020

Kompas.com - 16/03/2020, 17:33 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, perusahaan pelat merah telah menutup keran ekspor masker sejak Februari 2020 lalu.

Menurut dia, perusahaan BUMN terakhir kali melakukan ekspor masker pada Januari 2020. Itu pun merupakan pesanan ekspor tahun lalu.

“Januari kita masih proses (pemesanan ekspor masker) yang lama, pemesanan yang lama, dan sudah kita hentikan juga,” ujar Arya dalam keterangannya, Senin (16/3/2020).

Baca juga: Perangi Corona, Arab Saudi Tutup Mal dan Restoran

Arya menjelaskan, sejak Februari BUMN telah dilarang mengekspor masker. Sebab, stok masker yang ada untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Februari enggak ada ya (ekspor masker), tapi kalau Januari memang terakhir dulu itu, itu pesanan sebelumnya, terakhir. Tapi setelah itu kan kami sudah minta sudah tidak ada lagi ekspor, jadi memang yang kami ketahui itu Januari terakhir, kalau Februari sih enggak,” kata Arya.

Sebelumnya, Anak usaha PT RNI (Persero), PT Rajawali Nusindo melakukan ekspor 3 juta lembar masker medical grade ke China senilai Rp 1,2 miliar.

Direktur Utama PT Rajawali Nusindo, Sutiyono mengatakan, ekspor masker ke China merupakan ekspor masker perdana yang dilakukan dalam 2 tahap karena permintaan dari China meningkat seiring berkembangnya wabah virus corona.

Baca juga: Dua Level Pejabat ASN Ini Tetap Harus Kerja di Kantor

"Kita melakukan pengiriman perdana sejumlah 3 juta masker produksi dalam negeri, di tengah keprihatinan kita yang mendalam atas wabah virus corona," kata Sutiyono di Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Sutiyono menuturkan, pihaknya menyanggupi permintaan China untuk mengekspor masker meski permintaan baru dilayangkan sekitar 1 minggu yang lalu. Dalam kurun waktu 5 hari, masker sudah siap diekspor.

Baca juga: ASN Boleh Kerja dari Rumah hingga 31 Maret 2020

Masker itu pun sudah melalui uji coba di Nelson Laboratorium sehingga mampu menyaring partikel kecil dengan ukuran 3 mili micron.

"Jadi kita selesaikan sesingkat-singkatnya. Setiap ada kondisi darurat kita support. Kita lakukan secara business to business (b to b) tapi tetap memenuhi permintaan," kata Sutiyono.

Baca juga: Ekonom: Bila Lockdown Diterapkan, Perekonomian akan Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com