Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2020, 15:19 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (17/3/2020) terus bergerak di zona merah.

Pada pukul 14.30 WIB, IHSG berada pada posisi 4489,5 atau terkoreksi 201,45 poin atau 4,29 persen.

Lalu bagaimana dengan nasib portofolio investasi yang Anda miliki?

Baca juga: Investor, Lakukan Ini Saat Rupiah dan Harga Emas Anjlok

Perencana Keuangan Zelts Consulting Ahmad Ghozali mengatakan, setiap orang harus memahami tujuan dari masing-masing portofolio investasinya.

Dia mengatakan, untuk investasi di pasar saham, investor perlu meninjau ulang portofolionya. Untuk mengambil keputusan cut loss (jual rugi) atau menahan investasi yang dimiliki, investor perlu melakukan perbandingan antara harga beli dengan angka terendah dari analisis investasi yang dia lakukan.

"Misalnya beli di harga 1.000, sekarang sudah turun jadi 700. Ada kemunhkinan turun lagi ke 650, tapi ada kemungkinan naik ke 800. Tiap investor akan punya analisa masing-masing, sehingga keputusan akan berbeda," ujar Ahmad ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (17/3/2020).

Untuk investasi di surat utang dan deposito, Ahmad menganjurkan untuk tetap menahan.

Baca juga: Hadapi Penurunan IHSG, BEI Minta Investor Bersikap Rasional

Sementara untuk reksadana, Ahmad mengatakan investor harus mengetahui apakah manajer investasi aktif atau tidak dalam mengelola dana.

"Jika MI (manajer investasi) tidak terlalu aktif mengelola dana, saran saya untuk reksa dana saham mending ditarik saja dulu. Karena peluang harga turun lagi masih lebih besar daripada peluang harga naik," ujar dia.

Namun, penarikan dana di reksa dana saham tidak perlu dilakukan jika manajer investasi mengelola dananya secara aktif.

"Mungkin MI sudah menjual saham dari sebelumnya dan sudah mulai pegang cash untuk beli lagi harga yang rendah. Kalau seperti ini, lebih baik kita hold reksadana sahamnya," jelas dia.

"Kita bisa bandingkan penurunan NAB (nilai aktiva bersih) dibandingkan dengan penurunan IHSG atau indeks lain yang menjadi tolak ukurnya. Kalau NAB jatuh lebih parah dari tolak ukurnya, lebih baik keluar dulu," ujar Ahmad.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com