Sebagai informasi, akhir pekan lalu bank sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali memangkas suku bunga hingga mendekati 0 persen dan menyuntikan likuiditas atau operasi quantitative easing (QE) sebesar 700 miliar dollar AS.
Aksi pemangkasan suku bunga ini tercatat terjadi sebanyak dua kali dalam bulan Maret ini. Langkah The Fed ini dilakukan sebagai upaya menghadapi risiko disrupsi ekonomi akibat pandemik Codiv-19.
Baca juga: Satu Pegawainya Suspect Corona, Ini Kata KKP
Analis global menilai aksi The Fed tak cukup semata-mata dalam menurunkan suku bunga, tapi harus ada langkah nyata yang diambil Pemerintah AS untuk meredam disrupsi ekonomi akibat pandemik ini.
Kondisi diperburuk oleh harga minyak dunia juga anjlok menjadi 33,9 dollar AS per barel selama pekan lalu, atau terpangkas 48,7 persen secara year to date (ytd).
Kenaikan harga minyak ini karena kesepakatan antara Rusia dengan Saudi Arabia tidak tercapai mengenai usulan pemangkasan produksi. Risiko perang minyak ini juga berpotensi menimbulkan konflik geopolitik.
Baca juga: [POPULER MONEY] Kekayaan Bos Djarum Lenyap Rp 71,3 Triliun | Pegawai BNI Positif Corona
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan