Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di China, Pabrikan Mobil hingga Perakit iPhone Ikut Produksi Masker

Kompas.com - 18/03/2020, 16:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SHANGHAI, KOMPAS.com - China dikabarkan menggenjot kapasitas produksi masker hingga mencapai 450 persen dalam sebulan.

Dilansir dari dari South China Morning Post, Rabu (18/3/2020), langkah ini diambil sejalan dengan kekhawatiran penyebaran virus corona yang telah menjadi pandemi global.

Menurut data Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional China, total kapasitas produksi harian melonjak dari 20 juta pada awal Februari 2020 menjadi 110 juta per akhir Februari 2020.

Baca juga: Erick Thohir Bujuk China agar Kembali Kirim Bahan Baku Masker

"Ini akan berujung pada overkapasitas. Margin keuntungan bisnis ini sangat tipis dan pada akhirnya permintaan akan turun," jelas Gao Shen, analis independen sektor manufaktur yang berkantor di Shanghai.

Adapun pada 2019 lalu, China memproduksi separuh dari total masker yang beredar di seluruh dunia.

Pada bulan lalu, terdapat 3.000 perusahaan baru yang memproduksi masker. Beberapa di antaranya adalah perusahaan yang sebelumnya sama sekali tak memproduksi masker.

Perusahaan itu antara lain pabrikan mobil BYD dan SAIC-GM-Wuling, perusahaan perakit iPhone Foxconn, dan raksasa migas Sinopec.

Baca juga: Wabah Virus Corona, AS Bebaskan Tarif Impor untuk Produk Medis China

Pimpinan dan pendiri BYD Wang Chuanfu memimpin tim yang terdiri dari 3.000 insinyur yang bekerja siang dan malam untuk membangun pabrik di Shenzhen pada akhir pekan.

Produsen mobil listrik terbesar di China tersebut membangun lini produksi masker dengan kapasitas mencapai 5 juta lembar masker per hari.

Adapun SAIC-GM-Wuling, perusahaan patungan raksasa otomotif AS General Motors dan pabrikan mobil China, menyatakan kapasitas produksi pabrik masker yang didirikannya di kawasan Guangxi mencapai 1,7 juta lembar per hari.

"China memiliki peluang untuk mengekspor kelebihan produksinya, sejalan dengan virus corona menyebar dengan cepat ke luar (China). Pertanyaannya adalah berapa lama epidemi ini akan berlangsung di dunia," terang Gao.

Baca juga: Impor Bahan Baku Obat dari China Terhambat, Masyarakat Jangan Panik

Sejumlah perusahaan non-farmasi di Hong Kong juga turut memproduksi masker, antara lain New World Development dan pemilik HKTV Mall. Langkah ini diambil perusahaan-perusahaan tersebut lantaran rantai pasok di China terganggu akibat lockdown.

Menjamurnya pabrik-pabrik baru yang memproduksi masker disebabkan karena harga yang melonjak dengan cepat di China daratan hingga menjalar ke penjuru Asia.

Kenaikan harga dipicu kepanikan konsumen atau panic buying, lantaran pesatnya penyebaran virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com