Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Corona, Sri Mulyani Putar Otak Susun Stimulus Tahap III

Kompas.com - 18/03/2020, 18:34 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan melalui paket stimulis tahap III pemerintah akan fokus pada sektor kesehatan.

Paket stimulus tersebut nantinya disalurkan untuk peningkatan layanan kesehatan dan pencegahan persebaran virus corona lebih luas.

Namun demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia mengatakan, pihaknya masih belum memiliki perhitungan anggaran yang akan digelontorkan untuk paket stimulus ketiga ini.

"Stimulus ketiga, fokusnya akan di kesehatan. Berapa jumlahnya masih belum," ujar Sri Mulyani dalam video conference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Baca juga: Sri Mulyani Kerja dari Rumah, Apa Saja yang Dilakukan?

Menurut dia, pihaknya masih melakukan perhitungan bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai kebutuhan anggaran.

Rencananya, stimulus ketiga bakal digunakan untuk peningkatan kapasitas rumah sakit, kebutuhan alat pelindung diri (APD) pekerja medis, hingga peningkatan kualitas rumah sakit.

"Kalau ada belanja modal akan di shift ke sana, semua ke sektor kesehatan. Dalam bentuk baik menjaga penanganan kesehatan sekaligus stimulus, karena industri akan pick up, atau untuk daerah upgrade rumah sakit, diharapkan akan menjadi positif effect untuk daerah-daerah," ujar dia.

Selain itu, stimulus paket ketiga juga akan difokuskan untuk jaring pengaman sosial.

Pada paket stimulus pertama, pemerintah telah menaikkan bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 50.000 dari Rp 150.000 menjadi Rp 20.000.

Baca juga: Sri Mulyani Wajibkan Pemda Alokasikan APBD Tangani COVID-19

Sri Mulyani pun mengatakan, untuk jaring pengaman sosial pada stimulus tahap III pemerintah masih mencari skema yang lebih cocok.

"Kalau sekarang social safety net, banyak sekali opsi bisa PKH, kartu sembako, dan kalau skrg bisa saja yang kena bukan hanya 20 persen penduduk miskisn, tapi juga sektor informal. Kita akan lihat di mana data base sekyor informal dan cara membantunya harus seperti apa," ujar Sri Mulyani.

"Apakah bentuk PKH, BPNT atau cara lain. Kalu selama ini di sektor itu ada ultra mikro, KUR, PKH, BPNT, kartu indonesia pintar. Jadi artinya kalau ingin uang benar-benar masuk di kantong masyarakat, sudah ada saluran itu tadi yang akan dipakai. Jumlahnya masih dihitung karena dinamika belum dipelajari ke mana arahnya," tambah dia.

Baca juga: Banyak Keputusan Penting Sri Mulyani Lahir dari Laptop!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com