WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta kongres menyetujui stimulus pembayaran langsung atau pembayaran pajak karyawan sebesar 500 miliar dollar AS atau Rp 7.500 triliun (asumsi kurs Rp 15.000).
Selain membebaskan pajak karyawan, Trump telah menyiapkan 50 miliar dollar AS untuk maskapai penerbangan dalam bentuk pinjaman aman.
Stimulus tersebut termasuk dalam paket 1 triliun dollar AS. Paket stimulus 1 triliun dollar AS juga termasuk 150 miliar dollar AS bantuan industri, dan 300 miliar dollar AS untuk bantuan bisnis kecil.
Baca juga: Terdampak Virus Corona, Pertumbuhan Ekonomi AS Bisa Nol Persen?
Presiden AS Donald Trump mengatakan, pembayaran bakal dikelompokkan berdasarkan pendapatan dan ukuran keluarga. Sehingga tiap keluarga mungkin akan mendapat angka yang berbeda.
"Kami melihat angka yang berbeda. Semua orang sepertinya ingin menjadi besar," kata Trump dikutip Reuters, Kamis (19/3/2020).
Adapun, pembayaran pajak maupun pembayaran langsung dilakukan dalam 2 putaran yang dimulai 6 April dan 18 April, masing-masing sekitar 250 miliar dollar AS.
Sementara hingga saat ini, para pemimpin kongres masih membicarakan nominal yang pas. Bahkan, Pemimpin Demokrat Senat Charles Schumer mengatakan nominal cek harus lebih tinggi.
Dia pun ingin pembayaran lebih sering ditargetkan kepada masyarakat yang paling membutuhkannya.
“Ini bukan waktu untuk mengambil tindakan kecil. Ini adalah waktu untuk berani, untuk menjadi agresif,” kata Schumer.
Ditunggu industri
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.