Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Corona, Modal Asing Kabur dari RI Capai Rp 105,1 Triliun

Kompas.com - 20/03/2020, 17:04 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan aliran modal asing yang keluar dari Indonesai per 19 Maret 2020 mencapai Rp 105,1 triliun.

Besarnya jumlah aliran modal yang keluar tersebut disebabkan oleh peningkatan persebaran virus corona (covid-19) yang begitu cepat dan terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Hal tersebut pun turut menekan rupiah yang hari ini sempat menyentuh level Rp 16.225 per dollar AS di pasar spot Bloomberg. Adapun per pukul 16.41 WIB, rupiah mulai menguat ke level Rp 15.960 per dollar AS.

Baca juga: Dampak Corona: Skenario Moderat Ekonomi RI 4 Persen, Terburuk di Bawah 2,5 Persen

"Memang sebagian besar capital outflow terjadi pada bulan-bulan Maret seiring dengan eskalasi yang sangat cepat terkait penyebaran virus di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa. Itu terjadi sehingga ini yang dihadapi di seluruh dunia. Ada pelepasan aset keuangan dan mereka kemudian konversi ke dollar AS," ujar dia di Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Lebih rinci Perry menjelaskan, aliran modal yang dilepas oleh asing tersebut terdniri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 92,8 triliun dan saham sebesar Rp 8,3 triliun.

Untuk itu, otoritas moneter terus melakukan langkah stabilisasi rupiah, baik melalui intervensi di pasar valas, SBN, maupun Domestic Non-Delivery Forward (DNDF). Dengan berbagai langkah BI tersebut, harapannya kekhawatiran investor berkurang.

Sebagai bentuk intervensi, BI pun telah membeli SBN yang dilepas asing di pasar sekunder sebesar Rp 163 triliun. Tujuannya agar nilai tukar rupiah terus terjaga sesuai dengan fundamentalnya.

"Selain itu kami terus berkoordinasi dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan menjaga pasar tetap berjalan. Fokus kami adalah menjaga confident, memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan menjaga likuiditas baik rupiah maupun valas," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com