Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Konsumsi Meningkat, Kementan Perluas Kawasan Tanaman Rempah dan Obat

Kompas.com - 21/03/2020, 14:45 WIB
Tim Konten,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebugaran tubuh melalui konsumsi produk pertanian seperti rempah dan tanaman obat semakin meningkat. Terutama sejak Indonesia dinyatakan positif terdampak pandemi virus corona. 

Kasubdit Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementrian Pertanian (Kementan) Wiwi Sutiwi mengatakan konsumsi rempat tahun ini cenderung meningkat. "Bahkan akhir-akhir ini konsumsi jahe dan rempah meningkat tajam," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/3/2020). 

Mengantisipasi tingginya permintaan akan produk-produk pertanian tersebut, lanjut Wiwi, pemerintah melalui Kementan melakukan pengembangan kawasan tanaman rempah dan obat di sejumlah wilayah. 

Pengembangan akan dilakukan di sejumlah provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Barat. 

Baca juga: Tangkal Virus Corona, Warga Kota Padang Diimbau Tanam Jahe di Rumah

"Untuk mengimbangi angka konsumsi, kita akan mengembangkan kawasan jahe, merah, jahe gajah, jahe emprit dan rempah lainya di sejumlah daerah. Produksi rempah harus meningkat dari angka tahun 2019 yang hanya 173.888 ton," jelasnya.

Tidak hanya mengembangkan kawasan tanam produk pertanian rempah dan tanaman obat, Kementan juga melakukan upaya lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Saat ini Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Kementan terus mengembangkan varietas rempah unggul serta menyediakan benih untuk budidaya tanaman rempah dan obat. 

"Kami sudah menghasilkan varietas jahe merah, jahe emprit, kunyit, temulawak, kencur, pala, lada, cengkeh, dan kayumanis," ujar Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Kementan Evi Savitri Iriani pada kesempatan berbeda. 

Baca juga: Penjual Rempah-rempah di Pasar Playen Gunungkidul Diserbu Pembeli

Evi Savitri juga mendukung pilihan masyarakat untuk mengonsumsi temulawak, jahe, dan kunyit untuk menjaga daya tahan tubuh. Ketiga tanaman yang selama ini dikenal sebagai bumbu dapur dan bahan minuman tersebut menurutnya, memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. 

Ketiganya mengandung senyawa yang baik untuk daya tahan tubuh dan aman untuk dikonsumsi masyarakat. 

"Herbal khususnya kunyit dan temulawak mengandung curcumin. Sementara jahe mengandung gingerol yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh bila diminum secara rutin," ujar Evi.

Meski aman, Evi mengingatkan jika sebaiknya masyarakat dapat membedakan antara tanaman rempah asli dengan produk obat herbal.

Produk obat adalah hasil pengolahan tanaman rempah menjadi ramuan obat di Kementerian Kesehatan. Sedangkan, rempah merupakan jenis tanaman yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca juga: ITB Jelaskan Manfaat Kunyit dan Temulawak Terkait Covid-19

Tanaman rempah dapat diolah sendiri dan dicampur menggunakan bahan makanan yang ada di sekitar kita, seperti telur maupun susu.

Selain menggunakan bahan tambahan, pengolahan rempah juga dapat dilakukan secara sederhana. Misalnya dengan merebus bahan dengan air mendidih atau mengikuti aturan pakai jika menggunakan kapsul olahan.

Masyarakat juga dianjurkan meminum meminum ramuan rempah dan serbuk olahan sekali dalam sehari.

Namun, Ia tetap mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi serbuk olahan secara berlebihan, dikarenakan kandungan gula dalam serbuk dapat memicu kenaikan gula darah.

Baca juga: Harga Jahe Hingga Temulawak Naik, ini Respons Mendag

“Bisa juga minum yang instan, walapun biasanya sudah ada gulanya, jadi jangan kebanyakan karena nanti malah kadar gula meningkat,” ujar Evi.

Sayangnya, Evi mengungkapkan bahwa tanaman rempah belum dapat diproduksi menjadi obat oleh Kementan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan izin dan wewenang untuk pengujian secara klinis yang hanya dapat dilakukan oleh dokter.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com