Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Harga BBM SPBU Pertamina dan Swasta Sepanjang Maret 2020

Kompas.com - 22/03/2020, 10:29 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas wabah virus corona atau Covid-19, membuat permintaan akan minyak dunia turun drastis. Kondisi ini membuat harga minyak dunia anjlok.

Pada Rabu (18/3/2020) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menggelar Rapat Terbatas (Ratas) di Jakarta untuk membahas penyesuaian harga minyak dan gas setelah adanya penurunan harga minyak dunia hingga level 30 dollar AS per barel.

Penetapan harga BBM di Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM 62K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

Berikut harga BBM yang dijual di SPBU Pertamina maupun swasta selama bulan Maret 2020 di Jabodetabek.

Baca juga: Skenario Terburuk Corona, Pemerintah Kaji Larangan Mudik Lebaran 2020

Pertamina

  • Pertalite Rp 7.650
  • Pertamax Rp 9.000
  • Pertamax Turbo Rp 9.850
  • Dexlite Rp 9.500
  • Pertamina Dex Rp 10.200

Shell

  • Shell Regular Rp 9.075
  • Shell Super Rp 9.125
  • Shell V-Power Rp 9.650
  • Shell Diesel Rp 9.850

Total

  • Performance 90 Rp 9.075
  • Performance 92 Rp 9.175
  • Performance 95 Rp 9.650

British Petroleum (BP)

  • BP 90 Rp 9.075
  • BP 92 Rp 9.125
  • BP 95 Rp 9.650

Minyak dunia turun

Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) sempat turun 26 persen ke level 20,06 dollar AS per barrel. Harga ini merupakan yang terendah sejak tahun 2002.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, anjloknya harga minyak mentah dunia diakibatkan oleh dua hal utama, yakni perang harga antara Arab Saudi dengan Rusia dan pandemi virus corona.

Gagalnya perundingan pembatasan produksi minyak antara Arab Saudi dan Rusia justru mendorong kedua negara untuk meningkatkan produksi mereka. Hal ini kemudian terus menekan harga minyak, yang sejak awal bulan Maret 2020 telah terpangkas hingga 51 persen.

"Kesepakatan yang tak kunjung selesai untuk sangat berdampak," kata Mamit kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Baca juga: Cegah Corona, PLN Minta Masyarakat Bayar Listrik Secara Online

Berbeda dengan produksi yang terus meningkat, dari sisi permintaan minyak mentah justru menurun. Virus corona yang telah dinyatakan sebagai pandemi mengakibatkan terjadinya pelemahan ekonomi di berbagai dunia.

Bahkan, dua negara adidaya, China dan Amerika Serikat sudah mulai berpotensi menuju perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"China,sebagai negara pengguna BBM terbesar kedua di dunia jelas mengalami pelemahan perekonomian mereka. AS juga sekarang sedang menuju kesana karena pandemi corona," tutur Mamit.

Semakin minimnya perjalanan yang dilakukan oleh maskapai juga dinilai Mamit berdampak terhadap menurunnya permintaan minyak mentah dunia.

"Di mana kebutuhan akan bahan bakar pesawat jelas mengalami penurunan yang drastis," kata dia.

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, BCA Hanya Beroperasi hingga Pukul 14.00

Oleh karenanya, harga minyak mentah diproyeksi akan terus tertekan seiring dengan produksi yang terus meningkat sementara permintaan menurun.

Lebih lanjut, Mamit menyebutkan pada bulan depan, April 2020, stok minyak mentah akan membanjiri pasar, sehingga harga minyak diyakini masih akan terus mengalami tekanan.

"Bahkan beberapa analis menyampaikan bulan April adalah bulan terburuk untuk harga minyak dunia karena berlebihnya supply," ucap dia.

(Sumber: KOMPAS.com/Rully R. Ramli | Editor: Erlangga Djumena)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com