Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips Aman Ketika Terpaksa Harus Belanja di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 23/03/2020, 08:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEWYORK, KOMPAS.com - Pandemi corona membuat masyarakat harus bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah setidaknya selama 14 hari. Namun tentu saja, beberapa kali Anda terpaksa ke luar rumah untuk membeli bahan makanan di ritel-ritel terdekat.

Menyentuh barang-barang di supermarket yang bisa jadi penyebaran virus tentu membuat Anda khawatir. Apalagi, Anda tidak tahu siapa saja sebelumnya yang menyentuh barang-barang tersebut.

Profesor kedokteran dan penyakit menular di Mayo Clinic, Greg Polandia mengatakan, cara satu-satunya adalah Anda mesti berhati-hati dan tetap menjaga kebersihan di tempat ramai seperti itu.

"Anda tidak dapat terinfeksi jika tangan Anda bersih sebelum menyentuh wajah Anda, dan jika Anda tidak menghirup udara dari seseorang yang sakit dan batuk," ucapnya dikutip CNBC, Senin (23/3/2020).

Baca juga: Wabah Corona, BI Tegaskan Operasional dan Layanan Publik Tetap Normal

Greg pun menyarankan Anda mengikuti langkah-langkah ini:

1. Buat strategi waktu perjalanan

Pertama, lakukanlah inventarisasi apa yang akan Anda beli di toko obat, toko kelontong, pom bensin, dan sebagainya. Dengan cara itu, Anda akan sangat menghemat waktu sehingga tak perlu bulak-balik ke toko dan memperkecil potensi penularan.

"Berikutnya, rencanakan belanja di luar jam sibuk sehingga Anda berada di sekitar lebih sedikit orang," ucap dokter Georgis Benjamin.

Para ahli berpendapat, jam puncak alias jam sibuk toko kelontong maupun ritel biasanya pada akhir pekan atau sekitar sore hari antara pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB pada hari kerja.

Jika toko yang Anda masuki sangat ramai, beri jarak setidaknya 6 kaki antar pengunjung. Atau pertimbangkan belanja di toko kelontong yang menyediakan drive through, penjemputan di pinggir jalan, atau pengiriman.

Baca juga: Waspada Corona, Bank Mandiri Sesuaikan Waktu Operasional

2. Bawa pembersih tangan

Jika Anda memiliki pembersih tangan atau disinfektan rumah tangga yang terdaftar di EPA, seperti Clorox Disinfecting Wipes dan disinfektan merek Lysol, bawalah bersama Anda ke toko untuk membersihkan permukaan yang harus Anda sentuh, seperti gerobak kelontong atau pompa gas.

Termasuk ide baik pula jika Anda membawa pembersih tangan seperti hand sanitizer jika Anda tidak dapat mencuci tangan saat bepergian.

"Tapi sarung tangan dan masker masih tidak diperlukan, kecuali Anda sakit," ujarnya.

Baca juga: Ini 8 Prosedur Mencegah Penyebaran Corona di Tempat Usaha

3. Cuci tangan

Cucilah tangan setelah memegang barang-barang yang Anda sentuh di toko. Cobalah untuk tidak menyentuh wajah Anda sebelum mencuci tangan. Benjamin mengatakan, pastikan Anda membersihkan tangan Anda dengan sabun dan air selama 20 detik.

Jangan lupa, cucilah tas belanja Anda yang dapat digunakan kembali setelah tiap kali digunakan.

Baca juga: Dua Tips Mencegah Penyebaran Corona di Gerbang Tol Otomatis

4. Tidak lakukan perjalanan

Janganlah melakukan perjalanan, terutama bila Anda berisiko lebih tinggi untuk tertular penyakit. Hal tersebut juga berlaku untuk Anda yang memiliki penyakit jantung, diabetes, paru-paru, dan orang tua di atas 65 tahun.

"Orang-orang ini seharusnya tidak menjalankan tugas, jadi akan lebih baik jika seseorang bisa melakukannya atas nama mereka jika memungkinkan," kata Polandia.

Dan ingat, jaga jarak Anda secara sosial (termasuk social distancing) yang tidak hanya baik untuk kesehatan kita sendiri, tetapi untuk orang-orang di sekitar kita.

Baca juga: Redam Dampak Corona, Ini 5 Stimulus untuk Pelaku UMKM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com