Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Harap IMF Bisa Bantu Negara Terimbas Virus Corona

Kompas.com - 25/03/2020, 09:05 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus virus corona (Covid-19) yang kian tersebar luas di 189 negara turut memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengatakan, di dalam rapat luar biasa antar menteri keuangan dan gubernur bank sentral di seluruh dunia dijabarkan, Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini memiliki dana sekitar 1,5 triliun dollar AS untuk membantu penanganan virus corona.

Sri Mulyani pun berharap, alokasi dana tersebut bisa digunakan untuk membantu pencegahan krisis bagi negara anggota IMF.

Baca juga: Bank Dunia Bakal Beri Pinjaman Rp 4,8 Triliun Untuk Indonesia

Dana tersebut terutama diperuntukkan kepada negara-negara yang mengalami aliran modal asing yang keluar secara beramai-ramai.

"Saat ini IMF akan menggunakan resource yang dimilikinya yakni 1 triliun dollar AS plus tambahan 500 billion US dollar untuk dijadikan fasilitas swap line kepada seluruh anggota IMF. Ini masih perlu dapat persetujuan dari seluruh shareholder," kata Sri Mulyani dalam video conference dengan awak media di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

"Dengan tambahan 500 billion, diharapkan IMF bisa bantu secara otomatis yang saat ini hadapi capital outflow dan situasi likuiditas dari US dollar atau hard currency forex yang sangat ketat," ujarnya.

Namuh demikian, Sri Mulyani tak menegaskan apakah Indonesia perlu mendapat bantuan tersebut.

Baca juga: IMF Kucurkan Rp 708,8 Triliun untuk Penanganan Virus Corona

Sebagai informasi, fasilitas swap line merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di IMF untuk mencegah krisis.

 

 

Swap line bersifat precautionary line, sehingga dapat diaktivasi atau ditarik sewaktu-waktu saat negara mengalami potensi krisis neraca pembayaran dan/atau potensi krisis likuiditas jangka pendek.

Sebelumnya IMF sempat menurunkan proyeksi ekonomi dunia menjadi negatif, dari semula di atas 3 persen selama tahun ini akibat persebaran virus corona.

IMF juga menyebut kondisi global saat ini lebih buruk dibandingkan krisis ekonomi yang terjadi pada 2008.

Sementara Sri Mulyani menjelaskan, situasi yang terjadi saat ini adalah krisis di bidang kemanusiaan atau kesehatan.

 

Baca juga: IMF: Virus Corona Bikin Pertumbuhan Ekonomi Global Terpangkas

Dia pun berharap, kondisi ini tak sampai melebar menjadi krisis ekonomi, sosial, maupun keuangan.

"Jadi semua negara mencoba untuk constrain, menjaga, agar krisis di bidang kesehatan dan kemanusiaan ini tidak kemudian menimbulkan spillover ke krisis ekonomi. Ekonomi kontraksi, tapi tidak berarti krisis," jelasnya.

Saat ini, pemerintah bersama dengan negara G20 terus berupaya untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi.

"Dulu trigger-nya krisis keuangan spillover ke ekonomi dan masyarakat, sekarang triggernya sektor kesehatan dan keamanan masyarakat bisa masuk ke sektor ekonomi, dan diharapkan tidak masuk ke krisis selanjutnya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com