KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian kurang-lebih Rp 1 triliun untuk setiap provinsi di Indonesia.
Namun di Jawa Tengah (Jateng), serapan KUR tahun ini sudah mencapai Rp 1,87 triliun. Hal itu membuat Jateng menjadi daerah dengan serapan KUR pertanian tertinggi setelah Jawa Timur.
Kementan sendiri telah meningkatkan alokasi KUR pada 2020 ini, dari semula Rp 150 triliun, menjadi Rp 190 triliun.
Sementara itu, khusus KUR pertanian, alokasinya adalah Rp 50 triliun dan saat ini sudah terserap Rp 11,11 triliun.
Baca juga: UGM Dukung Langkah Kementan Monitoring Pasokan dan Harga Pangan
Menurut Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy, ada empat komoditas pertanian yang bisa mendapat KUR, yakni tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan pertanian.
Pihaknya juga terus menyosialisasikan agar uang KUR benar-benar digunakan untuk hal produktif.
“Pasalnya, beberapa tahun belakangan serapan KUR pertanian sangat rendah, mengingat non performing loan (NPL) sangat tinggi,” kata Sarwo Edhy dalam keterangan tertulis, Rabu (25/3/2020),
Ia melanjutkan, hal itu menyebabkan bank alergi dengan pertanian, khususnya pada komoditas musiman yang tingkat kegagalannya sangat tinggi.
Baca juga: Dukung “Work from Home”, Kementan Jamin Kebutuhan Sembako Terpenuhi
“Namun dengan dukungan Kementan, perbankan mulai yakin dengan sektor pertanian," kata Sarwo Edhy.
Pihak Kementan pun terus menyosialisasi petani melalui beragam media di tengah pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) agar serapan KUR pertanian makin cepat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.