Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpukul Corona, Ini yang Dilakukan China untuk Memompa Ekonominya

Kompas.com - 26/03/2020, 16:10 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - China melakukan berbagai hal untuk memompa ekonominya dari pukulan wabah virus corona (Covid-19).

Sejak awal kasus ditemukan hingga 23 Maret 2020, telah ada 81.171 kasus positif terinfeksi virus corona di negara tersebut. Total kasus kematian mencapai 3.277 jiwa.

Pemerintah China sudah melakukan beberapa kebijakan untuk mengurangi jumlah penularan virus corona. Mulai dari menambahkan libur nasional Tahun Baru Imlek selama satu minggu, lockdown, hingga pembatasan perjalanan besar-besaran di level nasional.

Baca juga: Pelemahan Rupiah Sekarang Vs Krisis 1998, Apa Bedanya?

Selain itu, Negeri Tirai Bambu tersebut juga menerapkan pembatasan interaksi (social distancing) kepada warga negaranya dan masa karantina 14 hari bagi para pekerja migran mereka yang kembali ke negara tersebut.

Lalu, upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah China untuk mendorong perekonomian di tengah pandemi virus corona?

Dikutip dari laman Dana Moneter Internasional (IMF), Kamis (26/3/2020), di sisi kebijakan fiskal, pemerintah China menggelontorkan anggaran sebesar 1,2 triliun yuan atau setara dengan 1,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut, untuk menanggulangi dampak virus corona.

Baca juga: Sekarang Waktunya untuk Belanja Saham?

Langkah-langkah utama pemerintah setempat meliputi peningkatan kapasitas produksi untuk peralatan medis, mempercepat pencairan asuransi untuk pengangguran atau korban PHK, keringanan pajak serta iuran jaminan sosial.

Adapun besaran alokasi anggaran untuk berbagai kebijakan fiskal tersebut diproyeksi bakal lebih tinggi dari angka awal yang telah disebutkan.

Pasalnya, pemerintah setempat juga telah mengumumkan beberapa stimulus tambahan seperti peningkatan investasi di bidang infrastruktur dan sistem manajemen kesehatan nasional.

Baca juga: Gubernur BI: Kondisi Ekonomi Saat Ini Berbeda dengan Krisis 2008 dan 1998

Adapun di bidang moneter dan keuangan makro, bank sentral China, People Bank of China (PBoC) pun memberikan dukungan melalui kebjakan moneter serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh bank sentral adalah injeksi likuiditas ke sistem keuangan, termasuk suntikan sebesar 3 triliun yuan di paruh pertama Februari 2020.

Selain itu, bank sentral China juga melakukan perluasan fasilitas re-lending serta re-discounting sebesar 800 miliar yuan untuk mendukung produsen peralatan kesehatan, serta perusahaan manufaktur yang memroduksi kebutuhan sehari-hari sebesar 300 yuan dan UKM sebesar 300 miliar yuan.

Baca juga: Ada 9 Negara Eropa yang Berencana Terbitkan Obligasi Corona, Apa Itu?

Fasilitas serupa juga diberikan kepada industri pertanian sebesar 100 miliar yuan dengan tingkat bunga yang rendah.

Bank sentral China juga memangkas suku bunga acuan mereka untuk fasilitas reverse repo 7 hari dan 14 hari sebesar 10 bps.

Selain itu, bank sentral juga melakukan penurunan bunga acuan yang ditargetkan sebesar 50-100 bps untuk bank yang memenuhi kriteria pembiayaan inklusif pembiayaan yang menguntungkan perusahaan kecil.

Baca juga: Pengusaha Diberi Kelonggaran Bahas Upah dengan Pekerja

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com