Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Corona, Pemerintah Singapura Perpanjang Pemangkasan Gaji Pejabat

Kompas.com - 27/03/2020, 16:09 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Perdana Menteri, menteri-menteri di kursi kabinet hingga pejabat politis lain di Singapura (termasuk Presiden) bakal megalami pemangkasan gaji selama tiga bulan.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas pemerintah dengan penduduk Singapura yang tengah berada dalam kondisi sulit menghadapi pandemik virus corona (covid-19).

Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat mengatakan, pejabat pemerintahan Singapura bakal menambah pemangkasan upah menjadi tiga bulan dari rencana satu bulan yang diumumkan bulan lalu.

Baca juga: Malaysia Lockdown, Singapura Kalang Kabut

Hal tersebut seiring dengan kian tertekannya kondisi perekonomian Negeri Singa akibat persebaran virus corona.

"Presiden, pimpinan parlemen, telah memberi tahu saya akan berpartisipasi dan turut serta dalam pemangkasan gaji selama tiga bulan ini," ujar Heng seperti dikutip dari StraitsTimes, Jumat (27/3/2020).

"Di dalam situasi krisis seperti ini lah wajah sebenarnya sebuah bangsa akan terlihat," ujar dia.

"Kita menghadapi hal ini bersama-sama, dan kita harus saling menjaga satu sama lain dalam menghadapi cobaan ini," ujar dia.

Heng pun menyebut situasi yang terjadi saat ini sebagai krisis yang tak pernah terjadi sebelumnya. Situasis krisis tersebut pun terus berubah dengan begitu cepat dan pemerintah harus melakukan langkah-langkah serta perhitungan luar biasa untuk mengalokasikan anggaran stimulus.

Dalam paparannya kepada parlemen mengenai Anggaran Ketahanan dalam meredam dampak virus corona, Heng mengatakan virus tersebut adalah tantangan yang akan menentukan masa depan Singapura.

"Ini adalah krisis kesehatan masyarakat, goncangan ekonomi, dan ujian sosial. Itu akan menantang ketahanan kita sebagai individu dan sebagai masyarakat," jelas Heng.

Dia pun memaparkan, lockdown yang terjadi di Singapura telah berdampak pada rantai pasokan global akibat banyak aktivitas ekonomi yang terhenti. Selain itu, kepercayaan investor pun anjlok di tengah ketidakpastian akibat virus corona.

Pasar keuangan dan saham global juga dalam kekacauan, sementara kredit telah mengetat di seluruh dunia, ia menambahkan.

Sebagai negara dengan ekonomi terbuka yang sangat terintegrasi dengan ekonomi global, Singapura akan sangat dipengaruhi oleh guncangan global ini, kata Heng.

Dia mencatat bahwa perkiraan PDB Singapura menunjukkan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 10,6 persen pada kuartal pertama tahun 2020, dan Kementerian Perdagangan dan Industri telah menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB negara tersebut untuk tahun ini menjadi antara minus 4,0 persen dan minus 1,0 persen.

"Dalam hal ekonomi saja, ini kemungkinan akan menjadi kontraksi ekonomi terburuk sejak kemerdekaan," kata Heng.

Pemerintah Singapura pada Kamis (26/3/2020) pun telah mengungapkan bakal menggelontorkan anggaran senilai Rp 33,7 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 505,5 triliun (kurs: 15.000). Anggaran dalam jumlah fantastis tersebut bakal dialokasikan untuk mengantisipasi jatuhnya perekonomian di akibat pandemik virus corona.

Dikutip dari South China Morning Post, pemerintah setempat memanfaatkan cadangan dalam jumlah yang sangat besar untuk kedua kalinya dalam catatan sejarah dalam menghadapi kondisi yang mungkin bakal membuat Negeri Singa jatuh dalam resesi yang mendalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com