Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Merosot 26 Dollar AS, Ini Sebabnya

Kompas.com - 28/03/2020, 07:23 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh pada akhir perdagangan Jumat (27/3/2020) waktu setempat (Sabtu pagi WIB).

Turunnya harga logam mulia ini didorong oleh aksi ambil untung, meskipun dollar AS melemah di tengah kekhawatiran terhadap ketersediaan fisik logam mulia.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April jatuh 26,2 dollar AS atau 1,59 persen, ditutup pada 1,625 dollar AS per ounce. 

Baca juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Terbaru

Harga emas naik terus selama sepekan terakhir karena permintaan safe haven. Hal ini membuatbeberapa investor melakukan aksi untung.

Harga emas telah naik lebih dari delapan persen sejauh minggu ini, didukung oleh lompatan terbesar dalam klaim pengangguran mingguan AS, dan langkah-langkah stimulus ekonomi Federal Reserve (Fed) AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Suramnya data ekonomi AS juga tidak bisa mendukung emas.

Demikian juga dengan laporan beberapa pertambangan emas dan pabrik pengolahan emas lainnya yang operasinya terganggu oleh Covid-19, sehingga mengurangi pasokan fisik logam mulia dan menawarkan tren kenaikan harga emas.

Hal tersebut juga gagal menopang harga emas.

Baca juga: Naik Lagi, Hari Ini Harga Emas Antam Capai Rp 924.000 Per Gram

Sementara indeks dolar AS turun 0,63 poin atau 0,63 persen ke level 98,73 pada pukul 17.50 GMT, sedikit membatasi penurunan emas.

Emas menemukan dukungan lebih lanjut ketika Dow Jones Industrial Average turun 550,24 poin atau 2,44 persen menjadi 22.001,93 poin pada pukul 17.55 GMT. Jatuhnya Dow Jones tidak sesuai dengan harapan untuk minggu ini, sehingga pedagang mungkin melihatnya sebagai peluang yang baik untuk membeli kembali ekuitas.

"Pasar sedang menilai dampak dari banyak penguncian dan penutupan bisnis pada ekonomi. Harga emas telah memperoleh landasan lebih lanjut untuk mengantisipasi stimulus berikutnya dan data lebih lemah yang akan datang," sebut analis Standar Chartered Bank Suki Cooper mengatakan dalam sebuah catatan.

"Risiko harga tetap ada pada sisi positif, kecuali aksi ambil untung dan (kami) memperkirakan rata-rata harga 1.725 dolar AS per ounces pada kuartal kedua 2020," katanya seperti dikutip oleh Reuters.

Adapun logam mulia lainnya seperti perak untuk pengiriman Mei turun 14,2 sen atau 0,97 persen, menjadi 14,534 dollar AS per ounce.

Sementara platinum untuk pengiriman April naik 3,2 dolar AS atau 0,43 persen, ditutup pada 740,3 dollar AS per ounce.

Baca juga: The Fed Bikin Dollar AS Melemah, Harga Emas Dunia Melambung 5,9 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com