Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ellen May

Praktisi Saham. Penulis buku best seller Nabung Saham Sekarang, Smart Trader Rich Investor, dan Smart Traders Not Gamblers.

The Ikigai Trader

Kompas.com - 30/03/2020, 06:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JEPANG adalah salah satu negara paling indah yang pernah saya kunjungi. Indah, bukan hanya karena pemandangan alamnya, namun setiap detil yang saya jumpai.

Baik dari sikap dan perilaku masyarakatnya, cara hidupnya, dan juga setiap benda yang saya jumpai di Jepang, memberi kesan bahwa mereka memang benar-benar mindful dan peduli pada keindahan dan setiap detilnya.

Jepang terkenal pula sebagai negara yang penuh dedikasi dan juga kerja keras. Namun uniknya, di Jepang justru banyak sekali centenarians alias orang-orang yang hidup panjang umur melebihi dari rata-rata usia manusia hidup pada umumnya terutama di Okinawa.

Menariknya, para centenarians tersebut masih berkarya di usia senja. Bahkan beberapa masih aktif bekerja hingga meninggal.

Beauty in simplicity. Kesan itulah yang saya dapatkan dari negeri sakura ini.

Steve Jobs, cofounder Apple yang melegenda, juga merupakan penggemar negeri matahari terbit ini. Banyak inspirasi yang ia dapatkan dari Jepang, mulai dari kunjungannya ke Sony pada 1980 yang menginspirasinya untuk mengadopsi banyak hal ketika ia mendirikan Apple.

Tidak hanya Sony, namun seni porselen Jepang juga menarik hati seorang Steve Jobs.

Adalah Yukio Shakunaga, seorang takumi (artist) yang membuat porselen istimewa yang mencuri perhatian Steve Jobs. Di mata Steve Jobs, karya Shakunaga berbeda dari artist lainnya.

Shakunaga menceritakan rahasia keindahan porselennya. Salah satunya adalah dengan menggunakan bahan porselen yang ia ambil sendiri dari pegunungan di Toyama yang memerlukan waktu sekitar 4 jam perjalanan dengan kereta dari tempat tinggalnya di Kyoto.

Steve Jobs sangat terkesan dan ingin mengunjungi pegunungan Toyama untuk melihat secara langsung bagaimana Shakunaga mencari bahan porselen terbaik. Pesanan terakhir Steve Jobs sebelum ia meninggal adalah 12 set cangkir teh. Shakunaga, membuat 150 set cangkir teh, sebelum ia memilih 12 terbaik dan mengirimkannya ke Steve Jobs.

Hal lain yang menarik juga adalah mengenai film dokumenter Jiro Dreams of Sushi yang menceritakan tentang bagaimana sosok Jiro begitu passionate membuat sushi hingga usianya yang melebihi 80 tahun.

Ia tidak punya banyak cabang. Ia hanya punya 1 restoran sushi di Ginza. Ia tidak membuka banyak cabang karena uang bukan fokus utamanya, namun rasa senang / kepuasannya membuat sushi yang menjadi motivasinya.

Setiap harinya, ia berbelanja sendiri ke pasar ikan Tsukiji memilih ikan-ikan terbaik untuk diolah menjadi sushi.

Di film dokumenter ini, diceritakan pula tentang seorang murid Jiro yang mencoba membuat Tamago berulang-ulang dan ia baru mendapat “approval” dari sang guru setelah beberapa tahun. Namun ia dengan senang hati mencoba dan terus mencoba hingga akhirnya ia lulus dan mendapat pengakuan dari Jiro the sushi master.

Kisah menarik lain datang dari Hayao Miyazaki, seorang direktur film animasi Studio Ghilbi. Dalam setiap film yang diproduksi Miyazaki, selalu outstanding. Setiap objek yang ditampilkan seperti benar-benar nyata dan memiliki roh.

Dalam setiap filmnya, ia beserta team menggambar setiap detil dengan tangan, bukan dengan komputer. Miyazaki masih menggambar sendiri, dan bahkan ia datang ke studio setiap waktu bahkan di akhir pekan. Ia tetap fokus dan tidak terganggu oleh pengunjung atau teman-teman di sekeliling.

Pada 30 Desember, hari libur nasional Jepang, ia menikmati masa liburannya kembali ke studio gambarnya. Tahun 2013 Miyazaki mengatakan akan pensiun dan pada saat itu, ia diliput oleh stasiun TV NHK mendokumentasikan caranya berkarya. Apa yang terjadi kemudian? Anda bisa tebak. Ia tak pernah pensiun hingga akhir hidupnya. Ia hanya berhenti menggambar untuk film, namun ia tidak berhenti mengunjungi studionya dan melukis hingga akhir hidupnya.

Apa persamaan dari ketiga tokoh di atas?

Simplicity, and attention into detail. Itulah yang saya dapatkan dari ketiganya.
Dan yang jelas mereka melakukannya dengan senang hati, benar-benar menikmati, bukan hanya hidup untuk mengejar materi.

Apa yang membuat mereka begitu hidup? Benar-benar hidup, tidak sekedarnya saja?
Yang membuat mereka benar-benar bahagia and living their life to the fullest adalah, karena mereka menemukan ikigai.

Apa itu ikigai?

Ikigai adalah alasan mengapa kita hidup, apa yang membuat kita bersemangat untuk bangun di pagi hari, menjadi energi buat kita.

Ikigai membuat kita terus aktif, dan bahagia.

Ikigai, the place where passion, mission, vocation and profession intersect— means that each day is infused with meaning.

Ikigai adalah alasan yang membuat kita tidak pernah benar-benar mau pensiun. Mau tetap aktif karena kita menemukan apa yang jadi passion dalam hidup kita, that we really enjoy.

Seringkali saya ditanya, baik oleh murid, teman, maupun tim, tentang apa yang membuat saya begitu bersemangat, dan passionate dalam trading dan investasi saham? Apa yang membuat saya begitu senang bicara tentang dunia saham?

Dan pada akhirnya, dilanjutkan dengan pertanyaan, “Bagaimana caranya supaya saya bisa seperti kamu Ellen, supaya bisa berhasil make money di pasar saham? Supaya saya bisa berenergi dan pantang menyerah ketika menemukan tantangan dalam trading saham?”

Menjawab pertanyaan pertama, apa yang membuat saya bersemangat, pantang menyerah dalam trading dan investasi saham, dan suka mengajar / bicara tentang topik tersebut, adalah karena ... saya menemukan my ikigai!

Sebagai pemula dulu banget, saya bisa berjam-jam di depan grafik saham dan menikmati setiap grafik yang saya lihat dan punya arti. Tidak ada rasa bosan atau lelah sedikitpun.

Lalu, saya “menikmati” bagaimana saya jatuh bangun dan menjadi lebih baik dari hari ke hari dalam jual beli saham. Kalau saya ingat-ingat, dulu saya bodoh sekali trading-nya hahaha... Namun saya tidak menyerah, karena... saya suka! Dan saya percaya bahwa saya bisa berhasil. Saya tertantang.

Seiring waktu berjalan, saya semakin menikmati trading saham karena banyak wisdom yang saya dapatkan. Dulu banget, saya tidak suka dengan angka. Namun kini saya menikmati tabel dan hitungan matematis untuk manajemen resiko, dan ini menjadi topik favorit yang sering saya bawakan dalam setiap seminar.

Ikigai keeps me moving. Ikigai of stock trading & investing, Ikigai of sharing what I have, Ikigai of teaching & writing, keeping me alive.

Ikigai terhadap trading dan investasi saham membuat saya feel free to admit my mistakes and move on, membuat saya benar-benar menikmati setiap tantangan yang saya jumpai.

Ikigai membuat saya sangat curious untuk menjadi lebih baik, bukan sekedar karena uang, namun karena saya menikmatinya.

Ikigai, membuat kita menghasilkan totalitas dan bukan sekedar formalitas dalam bekerja, dengan sukacita.

Menjawab pertanyaan kedua, “Bagaimana caranya supaya saya bisa seperti kamu Ellen, supaya bisa berhasil make money di pasar saham? Supaya saya bisa berenergi dan pantang menyerah ketika menemukan tantangan dalam trading saham?”

Apakah semua trader dan investor saham harus memiliki ikigai?
Tidak. Maksud saya, tidak hanya trader dan investor saham. Jika kita ingin berhasil dalam bidang apa pun, kita harus memiliki ikigai.

Tapi, bagaimana caranya kita memiliki ikigai, baik untuk trading dan investasi saham, ataupun untuk bidang lainnya?

Langkah pertama adalah dengan mencoba.

Mencoba, a little bit harder, but not too hard.

Coba dan rasakan, ketika kita berhasil menjadi lebih baik dan improving, maka perlahan kita akan menikmati dan menemukan ikigai kita.

Coba lakukan analisis sederhana, coba beli saham pertama, coba rasakan keuntungan pertama, coba rasakan kerugian pertama & keberhasilan Anda membatasi kerugian tersebut.
Ketika kita berhasil menjalani sebuah proses secara utuh dan merasakan keberhasilan pertama kita, maka akan ada rasa puas dan bahagia yang membuat kita untuk terus bergerak.

Kepuasan karena kita berhasil dalam menjalani proses sederhana dengan perhatian dan detil, bukan sekedar karena dapat uang tambahan.

Hal inilah yang membedakan trader temporer dan trader sejati, investor musiman dan investor kawakan, yang benar-benar menikmati dan bukan sekedar mengejar materi.

Apa bedanya? Bedanya jelas!
Yang menikmati proses akan jauh lebih bahagia dan berhasil. Money will follow!

Langkah kedua, do one thing at a time

Apa artinya? Jangan terburu-buru untuk mencoba banyak instrumen investasi. Jangan terburu-buru untuk berganti strategi.

Saya pribadi lebih suka menggunakan strategi Super Trader yang memberikan profit konsisten dengan kesabaran mengikuti tren harga naik.

Memang, tidak se-sexy strategi scalping alias beli jual saham dalam rentang waktu super cepat yang memacu adrenalin dan endorphin yang membuat banyak trader super excited.
Namun strategi ini juga tidak membutuhkan waktu selama value investor menahan sahamnya untuk menuai keuntungan.

Bagaimana caranya saya bisa mempercayai dan menggunakan strategi Super Trader tersebut secara konsisten?

Karena pada awalnya, saya mencoba, saya bereksperimen, saya melakukan pengamatan pada beberapa saham, mempelajari trader legendaris yang sudah menerapkannya terlebih dahulu. Dan poin terpenting adalah...Hyperfocus pada strategi ini. Do one thing at a time, sampai benar-benar mahir.

Apakah saya berganti strategi ketika sudah mahir?
Tidak.

Yang saya lakukan adalah memperbaiki kinerja trading dengan terus mengasah skill risk management.

Semua yang saya kembangkan, nampak sederhana. Contohnya, mengatur berapa banyak beli saham, kapan boleh menambah saham, kapan mengurangi, bahaimana mengerem resiko, bagaimana mengevaluasi diri dengan mencatat setiap hasil transaksi pada tabel dan gambar.

Hal-hal yang terdengar sangat sepele dan membosankan? Namun, hal-hal kecil seperti mendokumentasikan transaksi, being mindful saat akan membeli, menambah posisi, atau mengurangi posisi, membuat kinerja trading saya jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Trading dan investasi saham bukan cuma soal make money. Jadikan setiap proses belajarnya sebagai sebuah ikigai dan kita akan berhasil dengan penuh satisfaction.

Saya percaya, apa yang saya lakukan dan saya nikmati ini, membawa manfaat bagi diri saya dan bagi banyak orang lain sebesar-besarnya.

There is no perfection in this life, but we can always make things better with simplicity and paying attention to details.

We work not for money, but because we enjoy our ikigai.

Kita bekerja bukan untuk uang, melainkan karena kita menikmati prosesnya. Dan untuk tujuan (purpose) yang jauh lebih besar. Proses ini merupakan interpretasi dari interseksi passion, mission, vocation, dan profession. Ikigai.

Once we discover our ikigai, pursuing it and nurturing it every day will bring meaning to our life. The moment our life has this purpose, we will achieve a happy state of flow in all you do with love. (Hector Garcia & Francesc Mirales).

Salam Profit,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com