JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melakukan pembelian saham perseroan berkode BBTN tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang sudah disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tengah pasar saham yang tengah mengalami fluktuasi
Bank pelat merah itu telah menyiapkan dana sebesar Rp 275 miliar untuk melakukan pembelian saham BBTN.
Perseroan telah menunjuk perusahaan sekuritas sebagai perantara pedagang efek untuk melakukan pembelian saham tersebut.
Baca juga: Pemerintah Larang PNS Mudik Lebaran
Perseroan mengikuti anjuran dari OJK dan pemerintah untuk memperbaiki ekonomi, melakukan stabilisasi harga saham dan meningkatkan kepercayaan pasar akan kinerja BTN ke depan.
Caranya dengan memberikan insentif variabel dalam bentuk Long Term Incentive (LTI) kepada pengurus bank dan pegawai. Nantinya, dana LTI ini akan digunakan untuk pembelian Saham BBTN melalui Pasar Sekunder.
"Langkah ini merupakan dukungan perseroan terhadap program pemerintah untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri khususnya dalam mengatasi kejatuhan harga saham BUMN di market pasca COVID-19 ditetapkan sebagai pandemic oleh WHO," ujar Direktur Finance, Planning and Treasury BTN Nixon LP Napitupulu, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com Senin (30/3/2020).
Baca juga: Catat, PNS Kerja dari Rumah hingga 21 April 2020
Pembelian saham juga dimaksudkan untuk memotivasi pegawai dalam mendukung kinerja perusahaan sesuai dengan penilaian tertentu.
Menurut Nixon, pembelian saham seluruhnya diarahkan pada saham di pasar sekunder untuk program Long Term Incentive (LTI) serta dalam rangka mendorong implementasi Prudential Risk Taking sesuai POJK No.45.
Baca juga: Pemerintah Jelaskan Asal Bantuan APD untuk Jateng Bukan dari China
Perseroan telah menyiapkan skenario pembelian saham dengan tiga tahapan pembelian yang akan dimulai tahun 2020 sebesar 50 persen dari total anggaran yang disiapkan.
Kemudian dilanjutkan pada tahun 2021 dan 2022 dengan alokasi masing-masing 25 persen dari dana yang disiapkan untuk pembelian saham tersebut.
"Jadi tahun 2020 kami sudah siap untuk melakukan pembelian saham dengan alokasi dana sebesar Rp 137,5 miliar atau 50 persen dari total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 275 miliar," kata Nixon.
Baca juga: John Riady: Di Masa Penuh Ketidakpastian Ini, Kami Buat Sejumlah Keputusan
Menurut Nixon pembelian saham BBTN tersebut tidak akan mengganggu bisnis perseroan. Dia meyakini justru pembelian saham tersebut akan memberikan sentiment positif bagi kinerja perusahaan.
Sebab, buyback saham tersebut dilakukan untuk pengurus bank dan pegawai BTN. Hal ini diharapkan dapat mendorong pelaksanaan budaya berbasis kinerja sekaligus meningkatkan nilai kapitalisasi dan stabilisasi harga saham perseroan.
Baca juga: Simak, Cara Merancang Anggaran untuk Bulan Madu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.