JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, meski virus corona (Covid-19) mewabah, namun ada aliran modal asing yang masuk ke Indonesia (inflow).
Adapun aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 22,2 triliun melalui Pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang dilelang hari ini.
Menurut Perry, aliran modal asing yang masuk menunjukkan keresahan investor di Pasar Modal mulai mereda.
Baca juga: Jiwasraya Telah Kantongi Rp 1,4 Triliun dari Uang Muka Penjualan Citos
"Berkaitan dengan aliran modal portfolio, dapat kami update, memang seminggu terakhir outflow mereda, bahkan sekarang juga mulai ada inflow," ujarnya melalui konferensi video, Selasa (31/3/2020).
"Antara lain dari lelang SBN hari ini oleh Menteri Keuangan saya mendapatkan kabar Rp 22,2 triliun dari target Rp 15 triliun, dari bet yang masuk Rp 35,15 triliun. Ini menunjukkan bahwa minat investasi ke Indonesia memang masih relatif tinggi," sambung Perry.
Meskipun demikian, akumulasi aliran modal asing yang keluar dari Indonesia (net outflow) sebesar Rp 145,1 triliun sepanjang 2020. Modal keluar melalui pasar SBN Rp 131,1 triliun dan pasar saham Rp 9,9 triliun.
Baca juga: Luhut Tak Menduga, Banyak Masyarakat yang Sudah Mudik
Perry menjelaskan, aliran modal asing yang keluar cukup besar justru terjadi sejak 20 Januari hingga 30 Maret 2020, karena mulai merebaknya wabah virus corona.
"Tapi sebagian besar outflow itu terjadi pada periode corona virus yaitu dari 20 Januari sampai 30 Maret," kata dia.
Oleh karena itu, Bank Indonesia berkomitmen terus melakukan stabilisasi di pasar, baik stabilisasi melalui pasar spot, Domestic Non Delivery Forward (DNDF), dan juga pembelian SBN dari pasar sekunder.
Selain itu, BI juga melakukan aksi pembelian kembali (buyback)SBN di pasar sekunder sebesar Rp 172,5 triliun.
"Sebagai informasi saja, year to date Bank Indonesia telah membeli SBN, totalnya Rp 172,5 triliun, diantaranya Rp 166,2 triliun itu adalah pembelian SBN dari pasar sekunder yang memang dilepas oleh investor asing," ucapnya.
Baca juga: Luhut Soal BLT: Presiden Selalu Berpikiran, Orang Susah Jangan Ditambah Susah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.