Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Paparkan Skenario Terburuk Perekonomian RI Akibat Corona

Kompas.com - 01/04/2020, 10:41 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan skenario berat hingga paling buruk yang akan dialami Indonesia akibat pandemik virus corona (covid-19).

Dalam paparannya kepada awak media melalui conference call, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mengalami kontraksi hingga 0,4 persen di akhir tahun. Sementara untuk skenario berat, perekonomian RI hanya akan tumbuh di kisaran 2,3 persen.

Sebelumnya, Menkeu sempat memaparkan, sekario berat hingga terburuk pertumbuhan ekonomi RI akan berada di ksiaran 2,5 persen hingga 0 persen.

"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan skenario lebih buruk -0,4 persen," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Hampir Seluruh Anggota G20 Diprediksi Resesi, Kecuali RI dan 2 Negara Ini

Angka tersbeut jauh dari target APBN 2020 yang menetapkan pertumbuhan APBN sebesar 5 persen.

Risiko pandemik corona yang kian meluas pun diproyeksi akan menjalar ke sektor keuangan. Bendahara Negara itu mengatakan, risiko gagal bayar kredit atau peningkatan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) akan mengalami peningkatan.

Sebab, banyak perusahaan tidak bisa melanjutkan kegiatan produksinya dan menyebabkan pembayaran utang menjadi terhambat.

"Sehingga kondisi ini akan menyebabkan penurnan kegiatan ekonomi, maka berpotensi menekan lembaga keuangan kemudian kredit-kredit tidak bisa dibayarkan," ujar dia.

Sri Mulyani mengatakan, outlook pertumbuhan ekonomi yang menurun 2,3 persen bahkan mengalami kontraksi hingga 0,4 persen disebabkan konsumsi rumah tangga yang menurun serta pertumbuhan investasi yang juga mengalami tekanan.

Baca juga: Lawan Corona, Bos Disney Sumbangkan Seluruh Gajinya

Konsumsi rumah tangga diperkirkan anjlok dari biasanya dikisaran 5 persen menjadi hanya 3,2 persen hingga 1,6 persen.

Begitu juga dengan arus investasi yang anjlok dari yang semula diperkirakan bisa tumbuh hingga 6 persen tahun ini menjadi hanya 1 persen atau bahkan negatif hingga 4 persen.

Sementara itu, kinerja ekspor juga akan lebih mengalami kontraksi lebih dalam, begitu juga kinerja impor.

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM yang selama ini terbukti mampu tahan dalam setiap kondisi krisis diperkirkan akan terpukul paling depan karena tidak adanya kegiatan sosial akibat pandemik virus corona. Padahal Sri Mulyani mengatakan saat krisis 1998, UMKM mampu menjadi penopang ekonomi Indonesia.

"UMKM yang biasanya jadi safety net mengalami pukulan besar karena adanya restriksi kegiatan sosial. Ketika hadapi kondisi tahun 97-98 UMKM resilient, sekarnag UMKM terpukul paling depan karena enggak ada kegiatan diluar rumah masyarakat," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com