Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dengan Optimalisasi Irigasi, Kementan Optimis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia

Kompas.com - 02/04/2020, 10:19 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Desa tersebut adalah Desa Mekamanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung dan Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Irigasi di Desa Panenjoan

Untuk Desa Panenjoan, pembangunan irigasi perpompaan dilakukan oleh Kelompok Tani (Poktan) Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Mekar Wangi 

Dengan luas sawah mencapai 50 hektar (ha), lahan sawah yang dimiliki Desa Panenjoan merupakan yang terbesar kedua setelah Desa Cikuya di Kabupaten Bandung.

Sarwo Edhie menjelaskan pembangunan irigasi di Desa Panenjoan sangatlah dibutuhkan. Sebab petani hanya mengandalkan air sehingga produktivitas pertaniannya kecil. 

Akibatnya petani di sana yang hanya bisa menanam padi satu kali tanam dalam satu tahun karena hanya memanfaatkan sawah tadah hujan. Dengan begitu, kesejahteraan petani di desa ini sangat rendah.

Baca juga: Mahasiswa FTUI Kembangkan Aplikasi untuk Rancang Jalur Irigasi Hemat Biaya

Melihat kondisi tersebut. Sarwo mengatakan, Dirjen PSP memberikan bantuan dengan mengembangkan irigasi perpompaan di desa tersebut. 

Setelah adanya perpompaan Indeks Pertanaman (IP) di desa ini naik dari yang awalnya hanya IP 100 sekarang bertambah menjadi IP 200 bahkan IP 300.

Sarwo Edhie berharap bantuan irigasi ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal sehingga petani bisa menanam dengan tenang dengan hasil maksimal juga.

Tidak hanya, dengan optimalisasi dan ketersediaan air yang berkelanjutan kelompok tani bisa melakukan sistem tanam “Mina Padi”,  yakni sebuah sistem combined farming antara padi dan ikan.

"Jadi selain petani punya pendapatan dari padi maka akan bertambah penghasilan dari hasil budidaya ikan," kata Sarwo.

Baca juga: Naikkan Indeks Pertanaman Padi, Kementan Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com