"Seharusnya dana tersebut dapat menjamin hidup Anda dalam lima bulan ke depan," kata Budi.
Bagaimana kalau hasilnya tidak sampai lima bulan? Anda wajib mengencangkan ikat pinggang alias berhemat.
Hilangkan pengeluaran hura-hura
Untuk berhemat, Anda dapat mengurangi atau menghilangkan anggaran entertaiment. Bila merasa terlalu berat, Anda dapat mengurangi sebagian dana hura-hura.
Misalnya, setiap weekend Anda selalu berbelanja baju baru. Anda dapat mengubahnya dengan membeli baju sebulan sekali.
Baca juga: Dampak Corona, Pabrik Yamaha Hentikan Sementara Produksi Motor
Atau saban hari Anda nongkrong di kedai kopi dengan biaya Rp 100.000 per kunjungan. Anda dapat mengurangi intensitas kunjungan menjadi satu kali per minggu.
"Anda wajib berhemat selama belum mendapatkan pekerjaan baru," kata Budi.
Bila Anda memiliki beberapa jenis produk asuransi, sebaiknya tutup sebagian atau sisakan satu produk. Yang harus Anda pertahankan adalah asuransi kesehatan.
Alasannya, agar arus keuangan tidak terganggu bila Anda sakit dan harus dirawat.
Selain itu, selama belum bekerja Anda tidak perlu menabung.
"Ini masa prihatin jadi lebih baik berhenti menabung dan investasi dulu," kata Budi.
Baca juga: Berkat Ventilator, Harta Orang Terkaya di Singapura Naik Rp 58 Triliun
Jangan terburu-buru lunasi utang
Mumpung ada uang, Anda berpikir untuk melunasi semua utang dulu? Stop jangan keburu lunasi utang Anda.
Karena, melunasi utang tidak selalu menjadi jalan terbaik untuk meringankan beban Anda setelah di PHK.
"Lebih baik jangan melunasi utang dulu dari pada membuat Anda berhutang lagi," kata Budi. Lebih baik Anda memperpanjang waktu pelunasan sehingga nilai cicilan dapat lebih kecil.
Bila utang tersebut adalah cicilan kendaraan, Anda dapat menjualnya. Dengan catatan, biaya transportasi Anda menjadi lebih murah.
Baca juga: BPJT: Jalan Tol Tidak Ditutup, tetapi...