Volume penjualan ekspor kopi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) memang mengalami kenaikan dimana tahun 2018 hanya 280.000 ton. Sementara di tahun 2019 kemarin volume ekspor kopi Indonesia mencapai 359.000 ton.
Sementara itu bagi produsen kopi olahan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN), manajemen menyambut baik usaha pemerintah memperkuat kopi Indonesia di pasar global. Hanya saja menurut Lie Sukiantono Budinarta, Direktur PSDN sebenarnya pasar China sejauh ini belum merupakan tujuan ekspor utama karena pasar tradisional Indonesia ialah Eropa, Amerika dan Jepang.
Baca juga: Pengumuman, Klaim Token Listrik Gratis lewat WhatsApp Baru Bisa Dilakukan 6 April
Mengutip data Kementerian Pertanian, pada tahun lalu sebagian ekspor kopi Indonesia dikirim ke Amerika Serikat sebanyak 52.000 ton atau 19 persen dari total volume ekspor 2019. Selanjutnya diikuti oleh Malaysia sebanyak 38.000 ton dan Jepang 30.000 ton.
Namun demikian, kata Lie, di tengah pandemi virus corona saat ini, justru kegiatan perekonomian di China lah yang sudah kembali bergerak aktif dibanding kawasan lainnya. "Maka menggarap pasar China tetap perlu ditingkatkan," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4/2020).
PSDN sendiri diketahui memiliki anak usaha yang mengelola perkebunan kopi di Bengkulu. Sebagian penjualan kopi perusahaan diisi oleh pasar ekspor dimana negara tujuan utamanya masih sekitar Asia dan menurut Lie belum ada kendala berarti dalam memasarkan produknya di tengah wabah ini. (Agung Hidayat | Anna Suci Perwitasari)
Baca juga: Pelanggan Listrik 900 VA Kode R1M Tak Dapat Diskon, Ini Alasannya
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Permintaan kopi masih kuat, industri keluhkan hambatan logistik akibat virus corona