Penguatan indeks juga terdorong aksi Presiden AS Donald Trump yang mengatakan telah bicara dengan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman untuk mengurangi produksi minyak mentah.
Trump memperkirakan kedua Negara akan mengurangi produksi hingga 10 juta barel. Brent patokan internasional naik 21 persen dan West Texas Intermediate patokan Amerika juga naik 25 persen.
Tahun ini harga minyak sudah turun lebih dari 58 persen yang berakibat pelaku pasar menjual aset keuangan lain untuk menutup kerugian kontrak minyak mentah. Penurnan ini juga memukul industri shale oil AS yang mendorong ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja di sana.
Baca juga: Sulit Bayar Cicilan Utang? Ini Cara Menghindari Gagal Bayar
Pergerakan Wall Street juga menunjukkan koreksi. Indeks bursa AS ditutup merah setalah pelaku pasar kembali fokus pada penyebaran Covid 19. Hal ini mengingat jumlah kasus Covid-19 sudah mencapai 1.09 juta di seluruh dunia dengan jumlah kematian mencapai 59.172 jiwa.
AS memimpin sebagai negara tertinggi dengan jumlah kasus 277.467 kasus dan kematian 7.402 jiwa. Pasar dalam dua pekan kedepan akan memperhatikan pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan mereka bersiap dengan lonjakan kasus virus corona baru.
“Pejabat Gedung Putih memproyeksikan antara 100.000 dan 240.000 kematian di AS dengan perkiraan puncaknya selama dua minggu ke depan,” jelasnya.
Sementara itu, indeks manufaktur ISM turun menjadi 49,1 di Maret 020 dari 50,1 pada Februari 2020. Klaim awal tunjangan pengangguran naik menjadi 6,65 juta dari sebelumnya 3,3 juta pengangguran AS pada pekan terakhir Maret.
Baca juga: Perhitungan Diskon 50 Persen bagi Pelanggan Listrik 900 VA Subsidi
Data ini kembali mencatatkan rekor tertinggi. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4 persen, sementara lockdown di sebagian wilayah di AS membuat ekonomi AS menjadi berat dan ini akan di konfirmasi oleh data-data yang keluar nantinya.
“Ditambah dengan lonjakan kasus Covid-19 membuat kami perkirakan indeks di Wall Street akan cenderung tertekan pekan depan,” tambahnya.
Di sisi lain, bursa Eropa cukup berflutuasi setelah terangkat oleh kenaikan harga minyak. Tetapi besarnya data kasus Covid-19 di Italia, Spanyol, German dan Prancis menekan pergerakan pasar keuangan.
Baca juga: Belanja di Alfamart Bisa Pakai WhatsApp, Ada Diskon Sampai 47 Persen