Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bukti Nyata Asuransi Petani, 6 Poktan di Bone Gagal Panen dapat Ganti Rugi

Kompas.com - 05/04/2020, 08:23 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Disiapkan untuk menghadapi fenomena alam

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada kesempatan yang lain mengatakan, bergantungnya usaha tani pada fenomena alam memerlukan tindakan yang cermat.

Pada kondisi normal, lanjutnya, petani dapat memaksimalkan usaha taninya dengan melakukan beberapa cara agar mampu menghasilkan produksi yang diinginkan.

Caranya seperti, memilih benih yang sesuai, yaitu spesifik lokasi, memberi pupuk seimbang dan tepat waktu, memakai pestisida secara bijak, dan mengatur pengairan.

Baca juga: Subsidi Asuransi Pertanian, Kementan Kucurkan Rp 163 Miliar

“Tetapi terkadang, sering terjadi gagal panen karena fenomena iklim, sehingga melunturkan semangat petani," ungkapnya, Sabtu (4/4/2020).

Untuk itu, menurutnya, masalah fenomena alam ini dapat dihadapi jika prasarana dan sarana siap serta sesuai.

"Saat musim kemarau, petani harus dapat mengantisipasi agar tidak terjadi kekeringan. Begitu juga saat musim penghujan, banjir bisa mengancam,” katanya.

Kini, terang Syahrul, Kementan pun membuat program perlindungan kepada petani melalui asuransi pertanian.

Bahkan, guna memberikan kemudahan petani, pemerintah memberikan subsidi preminya hampir 80 persen.

Baca juga: Dari Target 1.000 Irigasi Perpompaan, Kementan sudah Bangun 271 Unit

"Asuransi pertanian merupakan bentuk upaya pemerintah melindungi petani dari kerugian gagal panen akibat bencana alam, wabah penyakit hewan menular, perubahan iklim, dan jenis risiko lain yang telah ditetapkan,” katanya.

Syahrul menegaskan, asuransi pertanian ini pada dasarnya membantu petani bila terjadi kegagalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com