Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampingan BUMN Dinilai Bisa Tingkatkan Laba Perusahaan Pelat Merah

Kompas.com - 06/04/2020, 11:31 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perampingan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai akan memperbaiki kondisi perusahaan BUMN yang terdampak oleh perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini lantaran pandemi virus corona.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron melalui pesan singkat Senin (6/4/2020). Herman mengatakan dalam situasi pandemi ini, Kementrian BUMN melakukan pemetaan berdasarkan portofolio BUMN.

Adapun hasil pemetaan dinilai cukup dinamis yakni 9,1 persen (BUMN) dipertahankan dan dikembangkan, 6,3 persen dilakukan transformasi, 68 persen melakukan konsolidasi, 8,2 persen diutamakan untuk pelayanan publik dan 8,2 persen lainnya divestasi dan bermitra.

Baca juga: Baru Kena PHK? Bisa Daftar Kartu Pra Kerja

“Artinya akan ada perampingan BUMN agar lebih efisien dan efektif untuk menghasilkan laba, selain melaksanakan penugasan pemerintah,” ungkap Herman.

Mewabahnya virus Corona memang berdampak terhadap ekonomi di seluruh negara, termasuk Indonesia.

Selain melemahnya nilai tukar rupiah dan potensi kenaikan inflasi, potensi menurunnya pertumbuhan ekonomi sangat berdampak terhadap pendapatan dan daya beli masyarakat.

Sebelumnya, Menteri BUMN telah menyampaikan roadmap di Komisi VI DPR. targetnya dapat meningkatkan deviden BUMN sebesar 50 persen dari perolehan deviden tahun 2019.

Baca juga: Bea Cukai Lelang Online Mobil Land Rover Defender, Minat?

Namun akibat situasi ekonomi global dan nasional saat ini, deviden justru diperkirakan turun sebesar 50 persen dibandingkan 2020.

“Berarti hampir seluruh BUMN akan menurun pendapatannya,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, Perum Bulog yang dulu bertahan dan memperoleh laba dengan melaksanakan penugasan raskin atau rastra.

Baca juga: Ini Bank-bank dengan Bunga Deposito Tertinggi di Awal Pekan

Namun setelah berubahnya penugasan, perusahaan terus mengalami penurunan pendapatan dan dalam menghadapi tekanan utang jangka pendek karena kekurangan kas dan inventaris yang menumpuk.

Hal sama juga juga terjadi pada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang juga akan terdampak dengan pelemahan nilai tukar rupiah dan subsidi yang naik signifikan.

“Memang berat, namun demikian kami tetap optimis dan mendorong agar Menteri BUMN melahirkan strategi dan cara menghadapinya, serta mempersiapkan manajemen resiko dan mitigasi yang tepat agar bisa menjaga kinerka BUMN dan bahkan kedepan meningkatkannya,” tegasnya.

Baca juga: Sensus Penduduk Online Sampai 29 Mei, Sudah Isi Belum?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com