Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Corona, Begini Cara Pemulihan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 07/04/2020, 18:19 WIB
Kurniasih Budi

Editor

KOMPAS.com - Pandemi corona yang ikut melanda Indonesia sudah barang tentu memperlemah kondisi perekonomian Indonesia.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) Prof. Dr. Didin S. Damanhuri berpandangan, pandemi membuat pemerintah harus melindungi seluruh sektor ekonomi nasional.

Menurut dia, perlambatan ekonomi sebagai imbas pandemi Covid-19 bisa memunculkan kemiskinan.

Bahkan, dalam pandangan Didin, Indonesia bisa mengalami pertambahan angka penduduk miskin mencapai 130 juta jiwa dari total jumlah penduduk akibat corona.

Sebelumnya, Ketua Komisi XI DPR RI, Dito Ganundito, mengatakan pandemi Covid-19 berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami perlambatan dan penurunan penerimaan negara, peningkatan belanja negara, nilai tukar rupiah, dan industri jasa keuangan sehingga.

PSBB

Didin mengatakan, saat ini memang pemerintah tengah menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk menghadapi pandemi corona.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pada Selasa (7/4/2020) sudah menerapkan PSBB untuk memutus mata rantai persebaran corona, sekaligus menjaga agar ritme kehidupan perekonomian tetap berjalan.

Baca juga: PSBB di Jakarta, Ini Sektor Pekerjaan yang Tetap Beroperasi

Menurut Didin, yang juga penting diperhatikan adalah efektivitas penggunaan dan penyerapan dana dalam rangka PSBB sebesar Rp 70 triliun.

"Kita awasi apakah dana itu tepat sasaran dan tidak bocor," katanya dalam keterangan resmi.

Ia mengemukakan pandangannya bahwa akan lebih baik bila dana untuk penanggulangan corona jumlahnya lebih besar dari insentif pemulihan ekonomi.

Pekerja menyelesaikan pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) kesehatan di Desa Ploso Geneng,  Kabupaten Jombang,  Jawa Timur, Senin (30/3/2020). Untuk memenuhi permintaan tim kesehatan COVID-19 dari wilayah Surabaya, Jakarta, Jombang, Blitar serta permintaan donatur,  pelaku usaha konveksi tersebut memproduksi 100 set pakaian hazmat setiap hari dengan harga Rp55 ribu per lembar.ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF Pekerja menyelesaikan pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) kesehatan di Desa Ploso Geneng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (30/3/2020). Untuk memenuhi permintaan tim kesehatan COVID-19 dari wilayah Surabaya, Jakarta, Jombang, Blitar serta permintaan donatur, pelaku usaha konveksi tersebut memproduksi 100 set pakaian hazmat setiap hari dengan harga Rp55 ribu per lembar.
Saat ini, dalam catatan Didin, dana penanggulangan corona hanya Rp 70 triliun sementara insentif ekonomi Rp 150 triliun.

Dengan jumlah dana penanggulangan lebih besar, pemerintah, kata Didin, tidak akan kesulitan untuk menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan, penyediaan kamar perawatan untuk pasien corona, memproduksi masker yang cukup bagi masyarakat.

Dalam pandangan Didin, dana penanggulangan dalam jumlah lebih besar dari dana insentif pemulihan ekonomi adalah investasi jangka panjang.

"Menyelamatkan nyawa manusia adalah juga menyelamatkan sektor-sektor ekonomi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com