Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Menguat Jadi Rp 15.920, Ini Kata Gubernur BI

Kompas.com - 09/04/2020, 15:25 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot dalam beberapa hari terakhir bergerak stabil dan cenderung menguat. Pada Kamis (9/4/2020), rupiah dibuka menguat.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka pada level Rp 16.205 per dollar AS atau menguat 44 poin (0,27 persen) dibandingkan penutupan Rabu pada level Rp 16.250 per dollar AS.

Kemudian tepat pada pukul 14.25 WIB, rupiah menguat 330 poin atau 2,03 persen di level Rp 15.920 per dollar AS.

Baca juga: Soal PSBB dan Mudik, Luhut Koordinasi Intensif dengan Pemda

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, menguatkan nilai tukar lebih banyak dibawa oleh mekanisme pasar. Hal ini membuat Bank Indonesia mengurangi kebutuhan intervensi di pasar uang.

"Perkembangan itu menunjukkan bahwa Alhamdulillah dengan rahmat Allah. Berbagai ikhtiar kita diberikan rahmat oleh Allah sehingga rupiah bergerak stabil bahkan menguat," kata Perry dalam konferensi video, Kamis (9/4/2020).

Menguatnya nilai tukar membuat Perry semakin yakin nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan menguat Rp 15.000 hingga akhir tahun 2020. Sebab saat ini, secara fundamental nilai tukar rupiah masih undervalue.

"Saat ini nilai tukar kalau diukur secara fundamental, diukur dari terkendalinya inflasi, CAD, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, menunjukkan nilai tukar rupiah masih undervalue (masih ada kecenderungan menguat)," ujar Perry.

Baca juga: Ini 10 Anak Muda Terkaya di Dunia, Usia Belum Genap 30 Tahun

Di sisi lain, menguatnya rupiah disebabkan oleh membaiknya risiko di pasar keuangan meski masih fluktuatif. Selain itu, investor dinilai menunjukkan konfiden kepada Indonesia karena langkah-langkah kebijakan yang ditempuh dari sisi kesehatan dan stimulus fiskal sudah tepat.

Kondisi risiko global berangsur membaik terlihat dari indikator volatilitas pasar keuangan (Volatility Index/VIX). VIX merupakan indikator ketakutan pasar (fear index) yang mengukur ekspektasi volatilitas dari pasar.

Perry penyebut, indeks VIX sempat berada di level 18,8 sebelum akhirnya pada minggu ke-2 hingga ke-3 maret meninggi di level 82 akibat wabah virus corona. Namun belakangan, indeks VIX kembali menurun didorong oleh kebijakan di berbagai negara.

Baca juga: Pandemi Corona, 72.000 Hand Sanitizer Ludes Terjual dalam 42 Menit

"Kemudian dengan langkah kebijakan baik dari The Fed maupun stimulus di AS dan berbagai negara, itu VIX berangsur menurun," jelas Perry.

Adapun saat ini, pasar telah melihat tingkat kenaikan kasus positif virus corona di berbagai negara menurun. Di Indonesia, pemerintah telah menerapkan sejumlah langkah untuk memitigasi penularan yang semakin meluas, salah satunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Berbagai kondisi ini membawa konfiden pasar semakin baik sehingga kami melihat pergerakan nilai tukar lebih banyak dari mekanisme pasar. Kami yakin nilai tukar rupiah menguat ke arah Rp 15.000 di akhir tahun dan karenanya terus kita akan pantau," pungkas Perry.

Baca juga: Sempat Memecat, Maskapai Ini Rekrut Kembali 16.500 Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com