JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam merencanakan keuangan, pos anggaran untuk dana darurat menjadi salah satu yang krusial. Dana darurat merupakan simpanan wajib yang dapat digunakan pada saat kondisi darurat atau mendesak.
Apalagi di tengah wabah pandemi corona seperti sekarang ini. Di mana kondisi ekonomi sedang paceklik, ikut mempengaruhi penghasilan para pekerja, khususnya pekerja di sektor informal.
Dana darurat bisa menjadi penolong di kala Anda sakit, kecelakaan, terkena PHK, serta mencegah Anda dari utang. Baik kepada orang lain, perbankan, maupun perusahaan fintech lending lewat pinjaman online.
Oleh karenanya, dana darurat perlu dipersiapkan sedini mungkin. Dari setiap penghasilan yang diperoleh, sisihkan untuk anggaran tersebut. Jangan tunda mengumpulkan dana darurat jika ingin keuangan Anda selamat.
Berikut tips menyiapkan dana darurat sedari sekarang, seperti dikutip dari Cermati.com:
Sebetulnya tidak ada batasan jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan setiap orang. Lebih banyak, lebih bagus. Namun idealnya dana darurat sekitar 3-6 bulan dari pengeluaran rutin untuk yang masih single, dan bagi yang sudah berkeluarga (memiliki lebih dari 2 anak) sekitar 6-12 bulan pengeluaran.
Jadi misalnya Anda sudah menikah dan punya 3 anak bergaji Rp 6 juta per bulan. Pengeluaran bulanan sebesar Rp 5 juta per bulan, maka untuk mencapai porsi ideal dana darurat, Anda mesti mengumpulkan Rp30 juta-Rp 60 juta.
Setelah jumlah, langkah berikutnya adalah menentukan jangka waktu mengumpulkan dana darurat. Contohnya untuk bisa mencapai dana darurat minimal Rp30 juta, Anda menargetkan waktu 2 tahun (24 bulan). Dengan demikian, Anda perlu menyisihkan sebesar Rp1,25 juta per bulan.
Jika dihitung dari gaji bulanan sebesar Rp6 juta, angka Rp 1,25 juta ini sama dengan lebih dari 20 persen. Apabila Anda hanya sanggup menyisihkan 10 persen, itu berarti Rp 600.000. Sehingga Anda butuh waktu 50 bulan untuk mencapai jumlah dana darurat Rp 30 juta.
Dalam menentukan besaran anggaran dana darurat dari gaji bulanan, sebenarnya disesuaikan dengan kemampuan finansial. Jangan memaksakan terlalu besar jika Anda punya banyak kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, seperti biaya pendidikan anak, dan lainnya.
Jika dapat uang lebih dari bonus tahunan atau bonus kinerja, Anda dapat menyisihkan uang untuk dana darurat lebih banyak. Selain itu, tempatkan dana darurat pada rekening terpisah. Jangan dicampuraduk dengan rekening belanja atau pengeluaran.
Setiap bulan dikumpulkan, setiap bulan pula dipantau. Apabila dalam perjalanannya, dana darurat terpaksa ditarik misalnya untuk keperluan perawatan rumah sakit, Anda harus bertekad untuk menggantinya di bulan berikutnya.
Usahakan dana darurat terus bertambah, bukan malah semakin berkurang, bahkan sampai ludes tak bersisa.
Baca Juga: Manfaat Besar Dana Darurat agar Keuanganmu Selamat saat Wabah Corona
Namanya juga dana darurat, berarti ditujukan untuk keadaan darurat atau genting. Di antaranya jatuh sakit tapi belum punya asuransi kesehatan atau BPJS Kesehatan, rumah rusak akibat bencana alam, kecelakaan, dan keperluan mendesak lainnya.
Jangan sampai dana tersebut justru dipakai untuk hal-hal bersifat konsumtif. Mengumpulkan dana darurat untuk membeli smartphone terbaru atau jalan-jalan ke luar negeri. Itu sih lebih baik punya alokasi anggaran khusus untuk membeli ponsel incaran ataupun liburan.