Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jazak Yus Afriansyah
Trainer

Author, Coach, Trainer.
Master of Technology Management.

Tetap Produktif Bekerja dari Rumah (Bag 1)

Kompas.com - 11/04/2020, 13:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Alasan ketiga adalah Kendali atas “Passion” dan Penghasilan, alasan ini sebenarnya kurang relevan untuk perusahaan, karena umumnya mereka yang bekerja dari rumah karena ingin menjalankan passion-nya dan memiliki jangkauan penghasilan yang luwes adalah mereka yang bekerja sebagai professional atau self employed, seperti freelancer, konsultan, trainer, penulis buku dan lain sebagainya.

Alasan keempat yaitu meningkatkan atau memulihkan kesehatan karyawan, bekerja dari rumah jelas akan sangat menghemat waktu karyawan ketika berangkat menuju kantor dan pulang, bukan hanya waktu yang dihemat namun juga tenaga dan emosi bisa dijaga.

Kita ketahui bagi karyawan yang memiliki rumah di kawasan penyangga Jakarta seperti, Bekasi, Depok, Bogor dan Tangerang rata-rata diperlukan waktu 1-2 jam menuju kantor, dan 1-2 jam pulang dari kantor, sehingga dalam sehari 3-4 jam terbuang di jalan.

Bagi karyawan yang mengalami gangguan kesehatan yang kronis, namun keahlian dan kinerjanya masih dibutuhkan oleh perusahaan, maka bekerja dari rumah adalah pilihan yang cerdas, karena dengan menghemat waktu dan tenaga sehingga akan memulihkan kesehatannya.

Baca juga: Zoom dan Netflix Banyak Diakses Selama WFH, Sri Mulyani Incar Pajaknya

Alasan kelima bekerja dari rumah adalah Kebijakan Perusahaan berkaitan dengan efisiensi. Inilah sebab bekerja dari rumah yang paling menakutkan bagi karyawan dan paling tidak diinginkan oleh perusahaan, namun demikian pada kondisi tertentu dimana situasi bisnis tidak kondusif dan performa keuangan perusahaan terganggu, pilihan pahit merumahkan karyawan tidak terhindarkan.

IMF telah menyatakan bahwa Pandemi COVID 19 telah berubah menjadi krisis global, dengan implikasi utama beberapa korporasi diseluruh dunia terpaksa merumahkan karyawannya.

Alasan keenam mengapa bekerja dari rumah diberikan oleh perusahaan adalah ketika ada kebutuhan untuk Meningkatkan Life Balance atau keseimbangan hidup karyawan.

Umumnya kebijakan ini diambil bukan dalam kondisi darurat atau gawat, namun justru sebaliknya ijin bekerja dari rumah diberikan karena perusahaan ingin meningkatkan produktifitas dengan menjaga life balance karyawannya.

Beberapa penelitian memang menyimpulkan, khususnya untuk karyawan dari kalangan millennial, life balance adalah alasan utama mereka akan loyal terhadap pekerjaan dan perusahaannya, sementara data mengungkapkan bahwa 60 persen karyawan saat ini adalah kaum millennial.

Setelah kita memahami beberapa alasan di atas mengapa kebijakan bekerja dari rumah diberikan oleh perusahaan, maka di edisi berikutnya akan kita kaji aneka manfaat yang positif bekerja dari rumah.

Stay home, stay safe, stay healthy dan Salam Sukses Selalu untuk Anda semua!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com